Jakarta, IDN Times - Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, merespons berbagai kritik kepada pemerintah yang dianggap lambat dalam menangani bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Teddy mengatakan, sejak hari pertama bencana pada akhir November 2025 lalu, seluruh elemen kekuatan telah bergerak.
"Saya pastikan, sejak hari pertama, detik pertama, pemerintah beserta warga sudah sama-sama berjuang keras. Seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BNPB daerah, semuanya terjun ke medan laga di detik pertama tanpa kamera! Mereka bertaruh nyawa di bawah guyuran hujan dan di atas puncak gunung demi menyelamatkan saudara-saudara kita," ujar Teddy di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Teddy memaparkan, sejumlah logistik dan personel TNI, Polri, BNPB yang juga langsung dikerahkan ke lokasi bencana. Sejumlah alutsista juga langsung bergerak.
"Seluruh helikopter di Pulau Sumatra langsung bergerak. Tidak cukup sampai di situ, seluruh armada udara dari Pulau Jawa diperintahkan terbang menyeberangi lautan. Butuh waktu 13 hingga 15 jam terbang bagi helikopter-helikopter itu untuk sampai, tapi mereka tidak berhenti! Sekarang, ada lebih dari 80 helikopter dan pesawat, serta ribuan alat berat yang bekerja tanpa henti seperti mesin yang tak kenal lelah," kata dia.
Teddy mengatakan, tercatat lebih dari 50 ribu pasukan gabungan TNI, Polri, dan relawan, telah berada di titik-titik bencana untuk memastikan evakuasi berjalan lancar. Dalam kesempatan itu, Teddy menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto juga telah berkunjung ke lokasi bencana.
"Bapak Presiden sudah seperti panglima di medan perang. Beliau ke Aceh tiga kali, Sumatra Utara dua kali, Sumatra Barat dua kali. Beliau menembus daerah yang jalur daratnya terputus total. Orang bilang 'jangan ke sana Pak', tapi beliau tetap maju meninjau jembatan putus dan pengungsian. Hasilnya? Dalam seminggu, jembatan yang hancur kembali tersambung! Ini adalah keajaiban kerja keras," ujar dia.
Terkait perdebatan status "Bencana Nasional" yang kerap disampaikan, Teddy meminta semua pihak untuk berhenti. Teddy menegaskan, dana sebesar Rp60 triliun telah dikeluarkan secara berangsur untuk memulihkan kehidupan warga terdampak bencana.
"Jangan lagi bicara status jika tindakannya sudah berskala nasional! Rp60 triliun dikeluarkan untuk membangun kembali rumah, fasilitas umum, hingga gedung-gedung pemerintah. Seluruh Bupati dan Wali Kota di 52 kabupaten terdampak telah memegang dana tunai di hari itu juga. Listrik yang mati total di atas gunung pun kini sudah menyala kembali berkat petugas yang bekerja bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa di tengah badai," ucap dia.
Lebih lanjut, Teddy meminta media untuk tidak mudah menyampaikan kritik saat meliput lokasi bencana.
"Jika Anda dianugerahkan Tuhan pengaruh dan kemampuan bicara panjang lebar, gunakanlah dengan bijak! Jangan menggiring opini seolah petugas di lapangan hanya berpangku tangan. Mereka berjuang hingga titik darah penghabisan, bahkan ada yang bekerja tanpa pernah bisa kita lihat lagi wajahnya," ujar Teddy.
"Ayo, kalau niat bantu, datanglah dengan tulus. Hibur warga, timbulkan optimisme, bikin mereka tertawa lagi. Jangan memperumit keadaan dengan energi negatif. Kita butuh kekompakan untuk membuat Sumatra bangkit lebih kuat dari sebelumnya," lanjutnya.
