Virus Corona di Indonesia Bisa Seperti Italia Jika Lockdown Ditunda?

Jakarta, IDN Times - Ketua Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) dr Bobi Prabowo menyarankan agar pemerintah sebaiknya lockdown sedini mungkin, untuk menekan angka kematian dan penyebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia.
"Salah satu cara untuk menurunkan angka ini adalah dengan social distancing arahnya ke lockdown, yakni mencegah pergerakan orang. Analogi di Italia menunda dua hari, kasusnya langsung meningkat 20 ribu. Jika pertanyaan kapan dilakukan lockdown? Sedini mungkin, lebih cepat lebih baik," ujar dia di Jakarta, Minggu (15/3).
1. Kasus virus corona diprediksi sudah mencapai 3.200 kasus
Bobi mengatakan berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus virus corona di Indonesia akan berlipat menjadi dua kali tiap dua hari. Bahkan, jika per 13 Maret 2020 ada 69 kasus dan empat kematian, maka diperkirakan dengan metode prediksi kasus di Indonesia saat ini berkisar antara 1.863 hingga 3.200 kasus.
"Sebelum terjadi peningkatan grafik yang yang terkena COVID-19, maka harus turunkan dengan cara salah satunya untuk mencegah penyebaran dan peredaran masyarakat," ujar dia.
2. Social distancing mengarah ke lockdown, demi menekan angka penyebaran virus corona
Sayangnya, kata Bobi, budaya masyarakat Indonesia yang ingin bertemu dan bersosialiasi akan menghambat upaya penekanan penyebaran virus corona. Sehingga tidak semudah menangani orang luar negeri yang suka menyendiri.
"Jadi yang kita butuhkan social distancing adalah mengurangi pergerakan masyarakat ke mal, kongko, rapat, dan tempat berkumpul masyarakat," ujar dia.
3. Sosial distancing terbukti turunkan penyebaran virus corona
Bobi mengatakan, berkaca dari negara lain yang menerapkan social distancing, maka ada kecenderungan kasus penyebaran virus corona menurun, namun saat kebijakan tersebut dicabut angka kasus naik kembali.
"Meliburkan sekolah, tempat wisata termasuk sosial distancing," ujar dia.
4. Indonesia tengah mengkaji sistem lockdown
Sementara, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah hingga saat ini belum membuat kebijakan lockdown di wilayah yang memiliki kasus penyebaran virus tersebut.
“Kita tidak pernah menempatkan opsi lockdown sebagai penyelesaian. Tentunya semua akan dinamis nantinya,” kata Yuri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (15/3).
Yuri menyebutkan, pemerintah masih mengkaji dari berbagai aspek jika lockdown diterapkan. Karena dengan diterapkan sistem tersebut, ada dua kemungkinan yang muncul, mengurangi penyebaran virus corona atau malah menambah masalah baru lainnya.
“Kita harus hati-hati betul dengan ini, kita gak latah-latahan kok ya. Kita punya kehormatan untuk bisa menentukan negara kita sendiri,” katadia.