Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tentara (unsplash.com/Pawel Janiak)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 30 orang tewas dalam serangan drone yang terjadi di sebuah pasar terbuka di selatan ibu kota Sudan, Khartoum, pada Minggu (10/9/2023). Para aktivis dan pekerja medis mengatakan sekitar 30 lainnya terluka akibat insiden tersebut.

Kelompok aktivis, yang dikenal sebagai Komite Perlawanan, mengunggah rekaman di media sosial yang menunjukkan mayat-mayat terbungkus kain putih di halaman Rumah Sakit Universitas Bashair, dikutip Associated Press.

1. Penembakan dan serangan udara kerap terjadi di Sudan

Belum diketahui pihak mana yang bertanggung jawab atas serangan pada Minggu itu. Adapun penembakan dan serangan udara tanpa pandang bulu antara kedua faksi yang berseteru, militer dan kelompok paramiliter, merupakan hal yang biasa terjadi dalam perang di Sudan.

Negara di Afrika Utara itu telah diguncang kekerasan sejak pertengahan April, ketika ketegangan antara militer negara tersebut, yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah Burhan, dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, pecah menjadi pertempuran terbuka.

Bentrokan kemudian menyebar ke beberapa wilayah di negara itu. Di wilayah Khartoum yang lebih luas, termasuk kota Khartoum, Omdurman dan Bahri, pasukan RSF telah menyita rumah-rumah warga sipil dan mengubahnya menjadi pangkalan operasional. Militer kemudian meresponsnya dengan mengebom daerah pemukiman tersebut.

Kelompok hak asasi manusia dan PBB mengatakan konflik juga telah berubah menjadi kekerasan etnis di wilayah Darfur barat, di mana RSF dan sekutunya milisi Arab menyerang kelompok etnis Afrika.

2. Ada 24,7 juta warga Sudan yang butuh bantuan kemanusiaan

Editorial Team

Tonton lebih seru di