Jakarta, IDN Times - Sebanyak 37.202 orang tewas selama delapan bulan agresi Israel di Jalur Gaza. Berdasarkan data pada Rabu (12/6/2024) itu, mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Melansir WAFA, Kamis (13/6/2024), jumlah korban luka akibat agresi Israel terus bertambah, mencapai 84.932 orang.
Dalam 24 jam terakhir, pasukan pendudukan Israel juga melakukan pembantaian di sejumlah wilayah Gaza. Akibatnya, 38 orang tewas dan 100 warga terluka.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan rasa frustasinya karena Hamas disebut mengajukan banyak perubahan terhadap proposal gencatan senjata di Jalur Gaza. Proposal yang diajukan AS itu telah disetujui Dewan Keamanan PBB.
“Beberapa perubahan bisa diterapkan dan sedang kami kaji. Ada yang tidak bisa,” kata Blinken.
“Namun kami yakin bahwa kesenjangan tersebut bosa diatasi,” ungkap Blinken.
Menurut sejumlah laporan, Blinken kesal karena Hamas sempat meminta jeda waktu sekitar 12 hari untuk memberikan tanggapan terkait proposal gencatan senjata ini.
Di sisi lain, Washington mengeklaim Israel sudah sepenuhnya setuju dengan proposal gencatan senjata yang diusulkan Presiden Joe Biden tersebut.
“Israel menerima proposal tersebut sebagaimana adanya. Semuanya akan berjalan ketika Hamas menjawab dengan satu kata ‘ya’,” ucap Blinken.
Blinken menegaskan sudah saatnya proses tawar-menawar dihentikan dan gencatan senjata dimulai.
Proposal ini dikeluarkan Biden beberapa waktu lalu dan diajukan ke Israel serta Hamas. Proposal gencatan senjata ini mencakup tiga tahap.
Adapun tiga tahap ini adalah gencatan senjata enam pekan, lalu dilanjutkan gencatan senjata permanen dan pembebasan sisa sandera, serta tahap terakhir adalah upaya rekonstruksi Jalur Gaza yang sudah hancur total.
AS mengeklaim bahwa Israel telah menerima usulan tersebut, meski ada pertentangan di tubuh pemerintahan Israel. Sejumlah pejabat Israel disebut tak menyetujui proposal tersebut.