TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kecam Agresi Rusia, Paus Siap Berdoa Sebulan Penuh demi Ukraina

Paus sebut kejadian di Mariupol biadab

(Paus Fransiskus ketika memberikan pesan Natal 2019 di Lapangan Santo Petrus) vaticannews.va

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus menggambarkan perang di Ukraina selayaknya kemunduran yang mengerikan bagi kemanusiaan. Perang tersebut, kata Paus, juga membuat banyak orang menangis dan menderita.

Pada kesempatan yang sama, Paus juga menyerukan agar kedua pihak membentuk koridor kemanusiaan, untuk mengevakuasi orang-orang yang terperangkap di pabrik baja Mariupol. Keterangan itu disampaikan pada Minggu (1/5/2022), saat Paus berbicara di hadapan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus, dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Putin Klaim Rusia Menang di Mariupol, Ukraina: Azovstal Apa Kabar?

1. Paus akan memanjatkan doa selama sebulan penuh untuk Ukraina

Ilustrasi Paus Fransiskus (ANTARA FOTO/REUTERS/Max Rossi)

Dalam Katolik Roma, bulan Mei didedikasikan untuk Maria dan Allah. Paus memanjatkan doa selama sebulan penuh demi perdamaian di Ukraina.

"Pikiran saya langsung tertuju ke kota Mariupol di Ukraina, kota Maria, yang dibombardir dan dihancurkan secara biadab," katanya tentang kota pelabuhan di tenggara Ukraina yang sebagian besar dikuasai Rusia, yang dinamai Mary.

"Saya menderita dan menangis memikirkan penderitaan penduduk Ukraina, khususnya yang paling lemah, orang tua, anak-anak," tambah dia.

2. Sekitar 100 orang telah dievakuasi dari Mariupol

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. twitter.com/ZelenskyyUa

Berdasarkan cuitan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, sebanyak 100 warga sipil telah dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol.

“Evakuasi warga sipil dari Azovstal dimulai. Kelompok pertama yang terdiri dari sekitar 100 orang sudah menuju ke area yang dikendalikan. Besok kita akan bertemu mereka di Zaporizhzhia," cuitnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengabarkan bahwa jumlah yang dievakuasi dari pabrik tersebut sebanyak 80 orang, dilansir Al Jazeera.

Para pengungsi dibawa ke kamp sementara di desa Bezimenne yang dikuasai Rusia sebelum dipindahkan ke Zaporizhzhia. Sebanyak seribu warga sipil diketahui bersembunyi di jaringan bawah tanah, menurut dewan kota Mariupol.

Baca Juga: Inggris Tuduh Rusia Gunakan Tim Buzzer untuk Pengaruhi Opini Publik

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya