TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kosovo Gaspol Ambil Alih Properti di Wilayah yang Dominan Warga Serbia

Pengesahan UU pengambilalihan ini panaskan situasi di Kosovo

ilustrasi bendera Kosovo (unsplash.com/@aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kosovo meresmikan undang-undang untuk mengekspropriasi atau mengambil alih properti di wilayah yang didominasi warga etnis Serbia. Padahal warga setempat menolak keras kebijakan ekspropriasi dari Pristina.

Pekan ini, Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti menyebut bahwa pembentukan Komunitas Munisipal Serbia (CMS) tidak diperlukan. Padahal, pendirian CMS masuk dalam proposal yang diajukan Uni Eropa (UE) dan jalan pembuka pintu perdamaian dengan Serbia. 

Baca Juga: Parlemen Serbia Ribut di Tengah Rapat Gegara Kosovo, Hampir Adu Jotos!

Baca Juga: Kosovo: Pendirian Komunitas Serbia Akan Mendirikan Negara dalam Negara

1. Terdapat dua undang-undang soal proyek dan ekspropriasi di Kosovo Utara

Keputusan pemerintah Kosovo ini diumumkan dalam sidang parlemen. Pada pertemuan itu, Pristina menyebutkan dua undang-undang terkait dengan pembangunan dan ekspropriasi properti di wilayah Kosovo Utara yang didominasi warga Serbia.

Pertama, kebijakan ini berisikan otorisasi kepada Kementerian Lingkungan, Perencanaan Spasial, dan Infrastruktur utnuk melangsungkan proyek potensial dan realisasi proyek untuk kepentingan publik di Dren, Lesak, Leposavic, dilansir Balkan Insight.

Sedangkan, kebijakan kedua adalah pengambilan paksa atau ekspropriasi properti milik warga oleh pemerintah demi mendukung pembangunan infrastruktur dan kepentingan publik. Kebijakan ekspropriasi ini berlaku di wilayah Leposavic dan Zubin Potok. 

2. Warga Serbia anggap ekspropriasi dari Kosovo ilegal

Menanggapi kepentingan ini, pemimpin Partai Srpska Lista, Goran Rakic mengirimkan surat kepada duta besar grup Quint (AS, Prancis, Jerman, Inggris Raya, dan Italia), Uni Eropa, UNMIK, OSCE, dan KFOR di Pristina. Mereka menyebut bahwa aksi ini adalah ekspropriasi ilegal dari pemerintah Kosovo, dikutip Ansamed.

Peresmian kebijakan ini mendorong demonstrasi damai dari warga etnis Serbia di Kosovo bagian utara. Mereka melangsungkan protes di tengah pelebaran jalan di Dren. Warga pun menyebut bahwa pembangunan infrastruktur tersebut hanyalah kepentingan Pristina semata. 

"Ini tidak cukup meski mesin sudah dimatikan dan pekerjaan tidak dilanjutkan. Kami ingin mesin-mesin dan anggota Polisi Khusus pergi dari sini. Keputusan itu harus digagalkan dan biarkan kami hidup dengan damai seperti yang kami miliki saat ini," papar warga lokal Dren. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya