TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kroasia Tutup Akses Migas Rusia ke Serbia: Jangan Main 2 Kaki!

Serbia mau jadi anggota UE, tapi tolak sanksi ke Rusia

Perdana Menteri Kroasia, Andrej Plenkovic. (twitter.com/AndrejPlenkovic)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, pada Kamis (6/10/2022), menegaskan bahwa Serbia tidak akan lagi mendapatkan pasokan migas Rusia lewat negaranya. Pernyataan itu disampaikan setelah Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi terbaru terhadap sektor migas Rusia. 

Beberapa bulan terakhir, relasi Serbia-Kroasia terus memanas. Bahkan, Kroasia sempat mengungkapkan ancamannya untuk memblokir aksesi keanggotaan Serbia dalam UE. 

Baca Juga: Uni Eropa dan AS Geram karena Serbia-Rusia Jalin Kesepakatan Baru

1. Kroasia perbolehkan Serbia impor minyak lewat negaranya, kecuali dari Rusia

Keterangan itu diungkapkan Plenkovic ketika bertandang ke Praha untuk menghadiri acara Komunitas Politik Eropa. Ia menyebut bahwa Serbia dapat mengimpor minyak dari manapun, kecuali minyak dari Rusia yang melewati teritori Kroasia. 

"Saya sudah berkata beberapa kali bahwa di bawah situasi ini, Serbia tidak dapat duduk di dua kursi sekaligus. Mereka tidak dapat datang ke sini mendiskusikan soal keanggotaan UE dan berekspektasi langkah besar, sedangkan mereka menolak mengikuti aturan sanksi kepada Rusia," papar Plenkovic, dikutip N1

"Serbia dapat mengimpor seluruh minyak yang dibutuhkannya melalui JANAF (pipa minyak di Kroasia), tapi tidak untuk minyak asal Rusia," tambahnya. 

Mendengar pernyataan Plenkovic tersebut, media dan politikus Serbia menuding Kroasia memastikan bahwa Serbia tidak akan lagi diberi kelonggaran untuk mengimpor minyak dari Rusia. 

2. Vucic samakan rezim Ustasha dengan Kroasia saat ini

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic (twitter.com/sns_srbija)

Pada kesempatan yang sama, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mengaku tidak menyalahkan Kroasia atas pemblokiran impor minyak dari Rusia. Namun, ia menyindir kesamaannya dengan rezim Ustasha yang membela Nazi pada Perang Dunia II. 

"Kroasia hanya menjalankan tugasnya. Tugas tersebut sudah dilakukannya selama beberapa dekade, sejak 1941," tutur Vucic. 

Kemudian, Plenkovic membalas ucapan Serbia, baik dari Vucic maupun Perdana Menteri Ana Brnabic, serta tabloidnya adalah hal yang tidak masuk akal. 

"Serbia seharusnya mengikuti aturan sanksi Uni Eropa. Ini tidak akan membahayakan. Mereka dapat membeli minyak dari manapun dan mengirimnya lewat Kroasia. Selain itu, terdapat banyak negara yang tidak mendukung pengangkatan sanksi, mereka harus menanyakan sendiri kepada Komisi Eropa," tutur Plenkovic. 

Baca Juga: Sebut Rezim Putin Pembunuh, Oposisi Rusia Ditangkap atas Tuduhan Makar

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya