TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akibat Varian Omicron, COVID-19 di Australia Capai 1 Juta

Dalam seminggu, penambahan kasus alami peningkatan pesat

Suasana di sekitar wilayah Melbourne, Australia. (Pixabay.com/pemacallan)

Canberra, IDN Times - Varian Omicron yang melanda Australia pada Senin (10/1/2022) waktu setempat membuat jumlah kasus COVID-19 di negara itu mencapai 1 juta kasus. Peningkatan pesat jumlah kasus baru tersebut terjadi hanya dalam seminggu terakhir ini.

1. Saat ini, Australia sedang berjuang keras melawan rekor kasus meski tingkat vaksinasi di negaranya lebih tinggi 

Dilansir dari Aljazeera.com, Australia benar-benar dibuat kewalahan dengan varian Omicron yang terus bergerak cepat sekaligus membebani rumah sakit setempat dan rantai pasokan.

Situasi ini merupakan perubahan haluan bagi Australia, yang menekan gelombang pandemik COVID-19 sebelumnya melalui lockdown dan kontrol perbatasan yang ketat serta karantina.

Meskipun sudah dilakukan lockdown agresif dan kontrol perbatasan yang ketat menahan
kasus di awal pandemik, Australia saat ini sedang berjuang keras melawan rekor kasus dalam upayanya untuk hidup dengan virus setelah tingkat vaksinasi di Australia terbilang lebih tinggi.

Meningkatnya penerimaan rumah sakit telah memaksa pejabat setempat untuk memulihkan pembatasan di beberapa negara bagian, karena bisnis bergulat dengan kekurangan staf karena sakit atau persyaratan isolasi.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menghadapi tekanan pada awal tahun 2022 ini, dengan merencanakan perubahan aturan isolasi untuk memungkinkan pekerjaan dalam
produksi dan distribusi makanan oleh mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan
kasus tanpa gejala.

"Omicron adalah perubahan gigi dan kami harus terus maju. Anda punya dua pilihan di sini, yakni anda dapat mendorong atau anda dapat lockdown," ungkap pernyataan dari Scott Morrison yang dilansir dari Aljazeera.com.

Baca Juga: 5 Fakta Somerton Man, Kasus Kematian Paling Misterius di Australia

2. Peningkatan signifikan jumlah kasus di Australia disebabkan periode liburan lalu 

Ketua Dewan Asosiasi Medis Australia New South Wales, Michael Bonning, mengatakan
peningkatan signifikan dalam rawat inap dikombinasikan dengan periode liburan dan
jumlah petugas kesehatan yang terinfeksi COVID-19 memberi tekanan pada kapasitas.

"Dengan periode liburan NAtal dan dengan pekerja rumah sakit yang diistirahatkan karena status kontak dekat mereka, kami menemukan bahwa menjadi sangat sulit untuk staf, terutama area kritis rumah sakit," ungkap pernyataan dari Michael Bonning yang dilansir dari Aljazeera.com.

Pada akhir Desember 2021 lalu, pemerintah setempat mengubah sarannya tentang kapan
orang harus mendapatkan tes RT-PCR gratis untuk COVID-19 serta menyerukan penggunaan tes rapid antigen yang lebih besar, sebagian untuk mengurangi tekanan pada kapasitas pengujian.

Tetapi tes rapid antigen mengalami kekurangan pasokan dan Morrison mengatakan
pemerintah tidak akan menanggung biaya bagi orang untuk menguji diri mereka sendiri, yang dia berikan pada 15 dolar Australia atau setara dengan Rp154,4 ribu.

"Kami berada di tahap lain dari pandemik ini sekarang, di mana kami tidak bisa berputar dan membuat semuanya gratis," ungkap penjelasan yang disampaikan Michael Bonning yang dilansir dari Aljazeera.com.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Australia Cetak Rekor akibat Penyebaran Virus di Pub

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya