5 Fakta Somerton Man, Kasus Kematian Paling Misterius di Australia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada pagi hari 1 Desember 1948, mayat seorang pria ditemukan di pantai Somerton Park, Adelaide, Australia. Penemuan mayat tersebut menarik perhatian publik, hingga menjadi berita nasional di Australia. Pasalnya, identitas dari pria tersebut tidak diketahui. Karena ditemukan di pantai Somerton, akhirnya pria tersebut dijuluki The Somerton Man.
Sulitnya menemukan identitas pria tersebut dan kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan pada kasus kematiannya membuat kasus The Somerton Man menarik perhatian dunia. Walau telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun, kasus tersebut masih belum terpecahkan. Ada beberapa fakta menarik mengenai kasus Somerton Man yang dapat diketahui. Simak fakta-fakta kasus misterius The Somerton Man dalam daftar berikut.
1. Somerton Man memiliki fitur tubuh yang langka
Hal pertama yang umumnya dilakukan polisi ketika menerima laporan kasus kematian atau pembunuhan adalah autopsi. Autopsi dilakukan pada tubuh Somerton Man, untuk mencari tahu penyebab kematian dan ciri fisik yang dapat dijadikan informasi.
Hasil autopsi menunjukkan ada dua fitur tubuh langka yang dimiliki Somerton Man. Fitur pertama adalah hypodontia. Hypodontia adalah kelainan genetika langka yang menyebabkan hilangnya 1 -- 5 gigi. Pada kasus Somerton Man, ia diketahui tidak memiliki sepasang gigi seri lateral yang menyebabkan gigi taringnya berada tepat di sebelah gigi tengah.
Fitur kedua adalah telinganya yang tidak biasa, di mana daun telinga bagian atas (cymba) jauh lebih besar dari daun telinga bagian bawah (cavum). Fitur ini hanya ditemukan pada 1 persen dari populasi manusia.
2. Diduga merupakan seorang penari balet
Hasil autopsi tidak hanya menunjukkan fitur langka yang ada pada tubuh Somerton Man, tetapi juga keunikan lain yang dimilikinya. Pria yang diduga berusia sekitar 40 tahun tersebut ternyata memiliki kondisi tubuh yang sangat prima. Dapat dikatakan ketika ia tewas, ia berada dalam kondisi fisik yang sangat baik.
Diketahui bahwa ototnya, terutama pada bagian betis berkembang dengan sangat baik, dan terlihat seperti kaki seorang atlet. Sementara itu, jari-jari kakinya terlihat berbentuk seperti baji. Gabungan ciri kaki tersebut umumnya ditemukan pada orang-orang yang mengenakan sepatu dengan ujung runcing - seperti sepatu hak tinggi - atau kaki penari balet. Seorang ahli patologi yang memeriksa mayat Somerton Man menduga bahwa Somerton Man adalah seorang penari balet.
3. Petunjuk yang ditemukan
Polisi menemukan beberapa benda yang dibawa Somerton Man seperti tiket kereta api tujuan Henley Beach yang tidak terpakai, tiket bus, rokok, dan koper yang berisi beberapa barang seperti sisir dan pisau cukur. Pada koper terdapat benang berwarna jingga yang juga ditemukan di celana Somerton Man.
Editor’s picks
Label pada pakaian dan koper telah dihilangkan dan dirobek. Terdapat tulisan "Kean" dan "Keane" pada beberapa barang, dan tidak ditemukan dompet atau tanda pengenal apapun. Sebuah bukti ditemukan beberapa bulan setelah penemuan mayat Somerton Man, yaitu robekan kertas bertuliskan "Tamám shud". Dengan bantuan masyarakat umum, polisi berhasil mengidentifikasi tulisan tersebut.
Tamam Shud adalah frase dalam bahasa Persia yang berarti "sudah berakhir". Frase tersebut merupakan bagian terakhir dari Rubáiyát of Omar Khayyám terbitan tahun 1941 yang dikaitkan dengan ahli matematika dan astronom Persia abad ke-11. Rubáiyát of Omar Khayyám yang merupakan buku asal dari kertas tersebut ditemukan oleh seseorang di kursi belakang mobilnya, sekitar waktu kematian Somerton Man. Buku tersebut diduga dilempar ke dalam mobil melalui kaca jendela yang terbuka. Pada halaman belakang buku terdapat petunjuk lain, yaitu empat baris huruf kapital dalam tulisan tangan yang diduga merupakan sebuah kode.
4. Diduga memiliki istri dan anak
Selain kode misterius, pada buku juga ditemukan nomor telepon milik seorang perawat bernama Jessica "Jo" Thomson, yang juga disapa Jetsyn. Wanita tersebut menyangkal bahwa ia mengenal Somerton Man, tetapi terlihat pucat ketika melihat patung wajah Somerton Man. Hal ini menimbulkan kecurigaan polisi dan ahli yang menyelidiki kasus tersebut. Mereka terus berupaya menghubunginya untuk mendapatkan petunjuk, namun ia selalu berpindah-pindah tempat tinggal.
Seorang profesor dari Universitas Adelaide bernama Derek Abbott yang turut menyelidiki kasus Somerton Man berhasil menemukan informasi mengenai Jessica. Tetapi Jessica telah meninggal dunia pada tahun 2007. Melalui foto yang ada di antara barang peninggalannya, diketahui bahwa Jessica memiliki seorang putra bernama Robin Thomson.
Robin adalah seorang penari balet, dan memiliki wajah yang mirip dengan Somerton Man. Selain itu ia juga memiliki kelainan genetika pada gigi dan bentuk telinga yang sama dengan Somerton Man. Para ahli mencurigai bahwa Robin adalah anak dari Jessica dan Somerton Man.
Sayangnya, Robin juga telah meninggal dunia pada tahun 2009 akibat kanker prostat. Robin dan pacarnya diketahui memiliki anak perempuan yang diadopsi orang lain. Anak perempuan Robin bernama Rachel Egan yang ternyata juga menyukai balet.
5. Analisa DNA sebagai usaha terakhir
Karena petunjuk-petunjuk yang ditemukan menemui jalan buntu, profesor Derek Abbott yang terobsesi pada pemecahan kasus Somerton Man, mengajukan permohonan untuk menggali makam Somerton Man. Ia pun berhasil mendapat persetujuan tersebut pada tahun 2019. Penggalian tersebut bertujuan untuk mengambil sampel DNA dari gigi atau sisa-sisa tulang dari Somerton Man untuk diuji.
Pada tanggal 19 Mei 2021, penggalian makam dilakukan dan pengambilan sampel DNA dimulai. DNA dari Somerton Man akan diuji kecocokannya dengan DNA dari Rachel Egan yang diduga sebagai cucunya. Profesor Derek Abbott yang telah menikahi Rachel Egan berharap agar hasil uji DNA tersebut dapat mengungkapkan apakah istrinya merupakan keluarga dari Somerton Man.
Hingga saat ini, kasus Somerton Man belum ditutup dan belum ada publikasi mengenai hasil uji DNA. Kasus Somerton Man masih menjadi salah satu kasus paling misterius di Australia selama lebih dari 70 tahun.
Baca Juga: 10 Misteri Sejarah yang Tak Akan Terpecahkan, Memusingkan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.