TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hakim Batalkan Surat Suara California Soal Taksi Online

Menurut hakim, Proporsi 22 bersifat tidak konstitusional

Ilustrasi palu pengadilan. (Pixabay.com/VBlock)

California, IDN Times - Seorang hakim pada hari Jumat, 20 Agustus 2021, waktu setempat memutuskan untuk membatalkan surat suara California mengenai taksi online dan layanan pengiriman berbasis aplikasi. Menurut Hakim Pengadilan Tinggi Alameda, Frank Roesch, mengatakan bahwa Proposisi 22 bersifat tidak konstitusional.

Bagaimana awal ceritanya?

1. Roesch sendiri mengatakan jalan untuk amandemen bertentangan dengan konstitusi negara 

Seorang supir taksi online membawa tulisan 'Proposisi 22' di mana seorang hakim membatalkan kebijakan tersebut lantaran dianggap tidak konstitusional. (Twitter.com/Gizmodo)

Dilansir dari The Guardian, seorang hakim telah membatalkan surat suara California yang mengecualikan taksi online (seperti Uber) serta pengiriman berbasis aplikasi lainnya dari undang-undang negara bagian yang mengharuskan pengemudi dikategorikan sebagai karyawan yang memenuhi syarat memperoleh tunjangan dan perlindungan pekerjaan.

Dalam putusan tersebut, Roesch menyatakan bahwa Proposisi 22 tidak dapat dilaksanakan, dengan alasan beberapa bagian dari tindakan tersebut tidak konstitusional di bawah hukum Negara Bagian California.

Mereka termasuk bagian yang membutuhkan tujuh-perdelapan supermayoritas legislatif untuk mengubah tindakan tersebut, yang menentang kekuatan amandemen legisatif di bawah konstitusi negara bagian.

Roesch mengatakan bahwa jalan untuk aman demen bertentangan dengan konstitusi negara, yang melembagakan ambang batas yang sulit hingga dikatakan hampir mustahil.

Di California, tindakan pemungutan suara dilakukan terbatas pada satu subjek serta ketentuan dalam tindakan harus terkait. Hakim menemukan bahwa tindakan yang diajukan saat itu bulan November 2020 lalu melampaui persyaratan itu.

Ketika itu juga, Proposisi 22 mendapatkan dukungan suara sebanyak 59 persen berbanding 41 persen.

Baca Juga: Dixie Fire, Bencana Kebakaran Terbesar Ketiga di California

2. Pihak Uber menilai keputusan itu mengabaikan suara mayoritas di California 

Suasana di sekitar salah satu wilayah yang berada di Negara Bagian California, Amerika Serikat. (Pixabay.com/derwiki)

Perusahaan Uber langsung mengkritik keputusan tersebut dan mengatakan akan mengajukan banding. Menurut juru bicara Uber, Noah Edwardsen, keputusan ini telah mengabaikan keinginan mayoritas pemilih di California serta menentang logika dan hukum.

Ia menambahkan sementara itu, Proposisi 22 tetap berlaku, termasuk semua perlindungan dan manfaat yang diberikan kepada pekerja independen di seluruh negara bagian.

Langkah yang diperebutkan dengan panas, didorong oleh kampanye 200 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp2,88 triliun yang dilakukan oleh perusahaan seperti Uber, Lyft, dan DoorDash, mengikuti undang-undang negara bagian tahun 2019 lalu yang mendefinisikan pengemudi Uber dan Lyft sebagai karyawan.

Perusahaan dan sesama aplikasi memasang pertahanan yang kuat dengan alasan persyaratan pekerjaan akan menghambat fleksibilitas yang mereka tawarkan kepada para pengemudi serta bahwa sebagian besar pengemudi tidak ingin menjadi karyawan.

Proposisi 22 menciptakan serangkaian manfaat terbatas seperti jaminan penghasilan dan tunjangan perawatan kesehatan, tetapi bukan perlindungan pekerjaan yang umum di bawah undang-undang negara bagian.

Baca Juga: California Umumkan Cara Pembayaran Tunjangan Pengangguran

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya