TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS akan Izinkan Kedatangan Turis yang Sudah Divaksinasi

Kebijakan baru ini akan berlaku pada bulan November

Ilustrasi penerbangan ke AS. (Unsplash.com/Jan Rosolino)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (20/9/2021) mengumumkan akan mencabut larangan penerbangan untuk pelancong yang telah divaksinasi lengkap dari 33 negara, yang sebagian besar merupakan 26 negara kawasan Schengen Eropa. Larangan itu akan mulai dihapus pada bulan November, tapi belum ada keterangan tanggal tepat pembatasan mulai dilonggarkan.

1. Pelonggaran perjalanan AS berdasarkan pendekatan pada individu bukan negara 

Bendera AS. (Unsplash.com/Kevin Lanceplaine)

Melansir dari BBC, pengumuman ini disampaikan oleh koordinator COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients. Dalam keterangannya dia menyampikan perubahan aturan perjalanan udara ini didasarkan pendekatan individu bukan pendekatan berbasis negara, sehingga dianggap sebagai sistem yang kuat. 

AS mulai menerapkan pembatasan perjalanan dari luar negeri pada awal 2020, yang berlaku untuk China, negara pertama yang melaporkan kasus COVID-19, kemudian pembatasan diperluas ke negara lain. Dalam aturan saat ini AS melarang masuk warga asing yang berada selama 14 hari di Afrika Selatan, Brasil, China, Inggris, India, Irlandia, Iran, dan 26 negara Schengen di Eropa.

Dalam aturan baru ini pelancong asing perlu menunjukkan bukti vaksinasi, hasil negatif tes COVID-19, dan memberikan informasi kontak. Mereka tidak akan diminta untuk menjalani karantina. Kebijakan baru ini akan menerapkan beberapa pengecualian, termasuk untuk anak-anak yang tidak memenuhi syarat vaksinasi. Belum ada keterangan mengenai vaksin yang akan berlaku dalam aturan baru ini.

Relaksasi perjalanan internasional ini tidak berlaku untuk perbatasan darat, yang berarti pembatasan terus berlaku untuk perjalanan lintas batas dengan Kanada dan Meksiko.

Warga AS yang tidak divaksinasi masih dapat pulang, tetapi perlu perlu menunjukkan hasil negatif tes COVID-19, sebelum mereka kembali ke AS dan setelah mereka tiba.

Baca Juga: Amerika Serikat Jadi Donor Vaksin COVID-19 Terbesar di Dunia

2. Relaksasi perjalanan bukan untuk menenangkan Eropa

Ilustrasi penerbangan dari Eropa ke AS. (Unsplash.com/Daniel Eledut)

Melansir dari The Guardian, Dame Karen Pierce, duta besar Inggris Raya untuk AS, mengatakan pengumuman ini merupakan kabar bagus untuk orang-orang dari kedua negara yang bisa kembali bertemu, dia juga mengatakan bisnis kedua negara dapat meningkat. Setiap tahunnya AS dikunjungi oleh lebih dari 3,8 juta warga Inggris Raya.

Pelonggaran ini dianggap sebagai upaya AS untuk menenangkan sekutu Eropa, menyusul perselisihan antara AS dan Prancis atas kesepakatan kapal selam Aukus Australia, yang dilakukan tanpa sepengetahuan Prancis tindakan itu membuat Prancis marah dan telah melakukan penarikan diplomatnya dari AS.

Namun, anggapan itu dibantah seorang pejabat departemen luar negeri. Seorang pejabat senior di Biro Urusan Organisasi Internasional, Erica Barks-Ruggles, mengatakan keputusan ini dilakukan atas dasar ilmu pengetahuan tentang COVI-19 dan karena tingkat vaksinasi seluruh dunia yang semakin meningkat.

Aturan baru AS ini juga dipandang sebagai upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendorong negara-negara lain bergabung dengan AS dalam menyumbangkan vaksin. Dengan adanya relaksasi perjalanan ini tekanan dari negara lain terhadap Biden dalam sidang majelis majelis umum PBB di New York minggu ini diperkirakan akan berkurang.

Uni Eropa (UE) dan Inggris telah lebih dulu mengizinkan pelancong dari AS yang telah divaksinasi untuk masuk, tanpa harus melalui karantina, dalam upaya untuk meningkatkan perjalanan bisnis dan pariwisata. Namun, pada bulan lalu UE menyarankan penerapan beberapa pembatasan perjalanan diberlakukan kembali pada pelancong AS karena penyebaran varian Delta.

Baca Juga: Kisah 'Penjualan' Alaska oleh Rusia ke Amerika Serikat

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya