TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Warga Suriah yang Selamat dari Rudal Rusia

Rusia tingkatkan serangan sejak awal tahun

ilustrasi jet tempur MiG-29 (Pixabay.com/ho7dog)

Jakarta, IDN Times - Organisasi sukarelawan Syrian Civil Defence, disebut juga Helm Putih, mengatakan bahwa serangan udara Rusia menewaskan dua warga sipil. Serangan dilakukan di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak Suriah, di dekat kota Ain Shib, sebelah barat Idlib. 

Sebelumnya, Rusia yang memihak Presiden Bashar al-Assad juga melakukan serangan di utara Idlib. Serangan pada Selasa (22/8/2023) menargetkan pangkalan yang dikuasai Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan menewaskan tiga orang.

Baca Juga: Rusia Pecat Surovikin, Jenderal yang Pernah Pimpin Pasukan di Ukraina

1. Rusia targetkan pangkalan militer pemberontak

ilustrasi jet tempur MiG-29 (Pixabay.com/sjr4x4)

Rusia sudah melancarkan dua kali serangan udara pada Selasa malam. Serangan itu menghantam fasilitas tempat tinggal pengungsi Suriah.

"Dua pria, keduanya warga sipil, tewas. Dan lima warga sipil lainnya termasuk seorang perempuan dan dua anak terluka," kata Rami al-Dandal, sukarelawan Helm Putih, pada Rabu (23/8/2023) dikutip dari France24.

Korban tewas salah satunya berusia 18 tahun, sedangkan korban lain telah lanjut usia.

Idlib merupakan wilayah yang dikuasai pemberontak. Wilayah itu merupakan rumah bagi 3 juta penduduk. Sekitar setengah dari mereka merupakan pengungsi dari bagian lain di Suriah.

Rusia sebenarnya ingin menargetkan pagkalan militer milik HTS yang menguasai benteng pertahanan. Tapi, serangan itu diklaim oleh Helm Putih telah mengenai stasiun pompa air pengungsi.

2. Pengakuan dari korban selamat

Idlib merupakan salah satu wilayah terakhir yang dikuasai oposisi di negara tersebut. Serangan terbaru Rusia menghantam tempat yang tidak ada pejuang bersenjata.

Mohammad Khaled, salah satu penyintas, memberikan gambaran dan pengakuan tentang detik-detik serangan udara Rusia tersebut.

"Kami sedang tidur dan terbangun karena suara ledakan. Kami segera mengeluarkan perempuan dan anak-anak, tetapi setelah lima menit, serangan Rusia yang kedua menewaskan ayah dan keponakan saya," katanya dikutip dari Al Jazeera.

"Tidak ada pejuang bersenjata atau senjata di daerah tersebut. Ini adalah stasiun pompa air yang tidak berfungsi. Kami semua warga sipil di sini," tambahnya.

Baca Juga: Serangan ISIS Paling Mematikan Tahun Ini, 33 Tentara Suriah Tewas

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya