Diduga Konflik Etnis, Ratusan Orang Dibunuh di Ethiopia
Kekerasan antar kelompok masih terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Addis Ababa, IDN Times – Konflik mematikan Ethiopia belum sepenuhnya tuntas meskipun ibukota Tigray, Mekelle, telah ditaklukkan oleh militer federal. Konflik antara pemerintah federal Ethiopia dengan pemerintah regional Tigray sejak awal telah ditakutkan berada di bawah bayang-bayang konflik Etnis.
Ethiopia adalah negara terpadat kedua di Afrika. Negara tersebut terdiri lebih dari 80 etnis. Selama puluhan tahun, etnis Tigrayan dengan pasukannya yang bernama Tigrayan People’s Liberation Front (TPLF) telah menguasai Ethiopia.
Namun sejak 2018, ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed berkuasa, posisi Tigrayan mulai tersingkir. Banyak pejabat Tigrayan yang duduk di posisi-posisi strategis dipenjarakan karena tuduhan korupsi masa lalu mereka.
Saat ini, meskipun perang antara militer federal dengan TPLF telah mereda, akan tetapi di beberapa tempat baku tembak masih kadang terjadi. Konflik melebar dibawah bayang-bayang etnis saat ketegangan dan kondisi tidak aman terjadi di beberapa wilayah.
Pada hari Rabu, 23 Desember 2020, ketika fajar belum menyingsing, sekelompok orang bersenjata telah membunuh orang-orang di wilayah Benishangul-Gumuz, sebuah wilayah di barat Ethiopia.
1. Korban meninggal ratusan orang
Wilayah regional Benishangul-Gumuz adalah wilayah yang terdiri dari beberapa penduduk dengan etnis berbeda. Etnis Gumuz banyak yang tinggal di daerah tersebut. Pada Rabu dini hari mendekati fajar, suara tembakan terdengar dari desa bernama Bekoji, kabupaten Bulen, zona Metekel yang berada di region Benishangul-Gumuz.
Seorang petani di pinggiran kota Bulen yang mendengar suara tembakan, segera berlari keluar dari rumah. Petani itu bernama Belay Wajera, dan menurut kantor berita Reuters, Wajera memberikan informasi bahwa dia menemukan setidaknya 82 mayat tergeletak di tangah ladang (23/12).
Wajera mendengar teriakan “tangkap mereka” dari seorang pria. Dia ditembak di pantat, istri dan lima anaknya mati, sedangkan empat orang anaknya melarikan diri entah kemana. Kantor berita Reuters menghubunginya melalui sambungan telepon.
Hassen Yimama, salah satu penduduk kota lainnya juga menemukan 20 mayat di lokasi berbeda pada Rabu pagi. Dia berusaha untuk mengambil senjatanya tetapi para penyerang menembak perutnya. Petugas medis yang berada di wilayah tersebut mengaku merawat 38 orang yang sebagian besar terkena luka tembak.
Korban yang dirawat, beberapa ada yang mengaku bahwa saudaranya dibunuh dengan pisau dan mereka yang melarikan diri ditembaki. Total korban sejauh ini ada 102 orang yang meninggal.
Baca Juga: Ethiopia akan Kembalikan Pengungsi Eritrea ke Kamp Tigray
Baca Juga: Konflik di Ethiopia Membuat 31.000 Penduduk Mengungsi ke Sudan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.