Ritual Pemakaman di Banyak Negara Berubah Drastis Akibat Virus Corona
Di Palestina, jenazah tak boleh dimandikan dan dikafani
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Roma, IDN Times - Virus corona yang telah menjadi pandemik mengubah secara drastis ritual pemakaman di banyak negara. Ada yang melarang upacara penguburan, ada yang terpaksa tak mengikuti tradisi pemakaman sesuai ajaran agama.
Dengan jumlah kematian akibat COVID-19 yang mencapai hampir 70.000 jiwa di seluruh dunia, bukan hanya petugas kamar mayat di rumah sakit yang kewalahan mengurus jenazah, tapi juga para pekerja di rumah duka. Keluarga pun mengalami dilema antara harus melepaskan kepergian yang terkasih di tengah kesunyian atau menggelar doa bersama.
Baca Juga: Ini Cara Pemakaman Jenazah Terinfeksi COVID-19, Tak Boleh Lebih 4 Jam
1. Italia dan Spanyol melarang adanya upacara pemakaman
Italia dan Spanyol menjadi negara dengan kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia. Menurut data John Hopkins University, saat ini masing-masing negara melaporkan ada 15.887 dan 12.641 nyawa yang melayang karena penyakit yang ditimbulkan virus corona tersebut. Kedua negara juga sudah melakukan lockdown sebagai upaya menekan laju penyebaran wabah.
Salah satu dampaknya adalah perubahan ritual menguburkan jenazah COVID-19. Pemerintah di Roma dan Madrid melarang adanya upacara pemakaman karena khawatir perkumpulan yang terjadi justru akan membuat virus semakin mudah menyebar. Mengutip AFP, Spanyol hanya mengizinkan maksimal tiga orang yang bisa hadir saat jenazah dikuburkan.
Baca Juga: Akibat Lockdown, Pasangan Ini Jadi Satu-satunya Tamu di Hotel Maldives