TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Pedulikan Korea Utara, Seoul dan Washington Latihan Militer

Kim Jong-un ingatkan ini mengancam negosiasi nuklir

Donald Trump bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni 2019.ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Seoul, IDN Times - Militer Amerika Serikat dan Korea Selatan tetap menjalankan latihan militer gabungan meski Korea Utara telah memperingatkan bahwa ini akan mengancam keberlangsungan negosiasi nuklir. Seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, latihan ini dimulai pada Senin (5/8).

Latihan dimulai dengan memperagakan suatu sistem simulasi berbasis komputer yang dikenal sebagai CPX untuk mengetahui seberapa sanggup Korea Selatan tanggap dengan situasi darurat di Semenanjung Korea. Setelahnya, selama 10 hari berikutnya, kedua negara akan memverifikasi kapabilitas Seoul dalam mengambil kembali kontrol operasional di masa perang.

Baca Juga: Tentara Korea Utara Kabur ke Korea Selatan Cari Perlindungan

1. Latihan militer gabungan sudah dikurangi

ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Amerika Serikat dan Korea Selatan memiliki cukup banyak latihan militer gabungan. Dalam perjanjian, setiap latihan akan dipimpin oleh jenderal-jenderal Amerika Serikat. Akan tetapi, sejak pertemuan inter-Korea antara Presiden Moon Jae-in dan Kim di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara pada April 2018 lalu, kedua negara menyusutkan latihan gabungan mereka.

Salah satu yang terbesar adalah Foal Eagle. Latihan ini melibatkan ribuan tentara dari masing-masing angkatan bersenjata. Beberapa waktu setelah pertemuan antara Donald Trump dan Kim di Singapura pada Juni 2018, presiden Amerika Serikat itu mengganti Foal Eagle dengan latihan baru bernama Dong Maeng yang skalanya lebih kecil.

2. Kim menilai latihan gabungan melanggar kesepakatan

ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Kim sendiri mengatakan bahwa jika latihan dilanjutkan, maka ini melanggar kesepakatan soal menjaga stabilitas di Semenanjung Korea. Ini kemudian berdampak kepada negosiasi nuklir dengan Korea Utara.

Dilansir dari Reuters, Kim meminta kedua negara menghentikan "aksi bunuh diri seperti itu" dan "tak seharusnya membuat kesalahan dengan tidak mengacuhkan peringatan" yang dikeluarkan Korea Utara.

3. Pyongyang mengirimkan pesan kepada Amerika Serikat dan Korea Selatan

ANTARA FOTO?REUTERS/Kim Hong-Ji

Korea Utara tidak tinggal diam ketika mendengar kawasan sekitarnya akan menerima ribuan tentara Amerika Serikat. Salah satu respons Pyongyang adalah dengan melakukan tiga uji coba rudal. Menurut kantor berita KCNA, Kim punya motivasi khusus ketika memberi lampu hijau untuk itu. Dalam pernyataannya, Kim mengaku itu dilakukan sebagai sebuah peringatan terhadap "para penghasut perang" yang berada di Korea Selatan.

Kim ingin Seoul berhenti mengimpor senjata dan melakukan latihan militer gabungan. Secara tak langsung, Kim menyinggung Amerika Serikat. "Kami tak punya pilihan selain mengembangkan sistem persenjataan yang sangat kuat secara terus-menerus untuk menghilangkan ancaman baik yang potensial maupun secara langsung yang ada di selatan terhadap negara kami," kata Kim.

4. Korea Utara disebut putus asa karena kebuntuan dialog dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat

ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Pada pertengahan Juli kemarin Pyongyang sudah mengingatkan bahwa uji coba rudal dan pengembangan senjata nuklir akan dilanjutkan jika Korea Selatan dan Amerika Serikat masih bersikeras melakukan kerja sama militer, antara lain latihan bersama. Korea Utara, melalui Kementerian Luar Negeri, memprotes rencana itu.

Alasannya adalah karena hal tersebut akan menghancurkan suasana yang susah payah dibangun untuk berdialog, apalagi kurang lebih dua minggu sebelumnya Donald Trump bertemu dengan Kim dan Moon Jae-in di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. "Kami akan membuat keputusan terkait dialog dengan Amerika Serikat sembari mengamati pergerakannya ke depan," kata juru bicara kementerian kepada KCNA.

Baca Juga: Militer Korea Selatan: Rudal Korea Utara Terbang Sejauh 600 Kilometer

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya