Pasca-Kudeta Militer, Masyarakat Myanmar Panik akibat Krisis Oksigen
Myanmar siapkan 14 lokasi untuk pasien COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Junta militer Myanmar berjanji meningkatkan pasokan oksigen di tengah lonjakan kasus COVID-19 di negaranya. Penduduk Myanmar mulai panik dan menyimpan oksigen, jika sewaktu-waktu saturasi oksigen kerabatnya yang terpapar virus corona menurun drastis.
Dikutip dari Reuters, Juru bicara Angkatan Darat Zaw Min Tun mengatakan, pemerintah sedang mempersiapkan 14 lokasi untuk merawat pasien COVID-19 di rumah sakit militer di seluruh Myanmar.
Pemerintah, yang merebut kekuasaan dari Aung Sun Suu Kyi pada 1 Februari 2021, berjanji akan mengoperasikan pabrik oksigen dengan kapasitas penuh. Di samping itu, penyedia oksigen swasta yang menjual produknya ke publik juga akan dibatasi.
Baca Juga: Myanmar Minta 2 Juta Dosis Vaksin COVID-19 ke Rusia
1. Masyarakat mulai takut dengan krisis oksigen
Di distrik kota Insein, seorang penduduk yang dihubungi melalui telepon mengatakan, dia telah menyewa tabung dan mengisi ulang oksigen setelah tingkat oksigen ayahnya menurun drastis. Dia mengaku putus asa untuk mendapatkan pasokan oksigen lebih banyak.
"Bagaimana jika kita tidak dapat menemukan oksigen dan ayahku meninggal karenanya?" kata lelaki berusia 24 tahun itu, yang meminta tidak disebutkan namanya.
Penduduk lain mengatakan, karena kekurangan peralatan, beberapa orang terpaksa menggunakan tabung oksigen dari industri pengelasan.
Pada Senin (12/7/2021), Myanmar kembali mencatatkan noktah hitam penanganan pandemik, ketika 80 orang meninggal dan 5.014 terkonfirmasi positif dalam satu hari. Lebih dari sepertiga orang yang dites mendapati hasil positif, demikian laporan MRTV, media yang dikelola pemerintah.
Baca Juga: Rusia Akan Kirim 2 Juta Dosis Vaksin COVID-19 ke Myanmar