Presiden Iran Peringatkan Pengunjuk Rasa Aksi Protes Kematian Amini
Ulama Iran khawatir insiden berdarah pada 2019 terulang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Presiden Iran, Ebrahim Raisi, memperingatkan pengunjuk rasa yang turun ke jalan pada Jumat (23/9/2022). Menurutnya, kericuhan yang terjadi tidak dapat dibenarkan.
"Ada kebebasan berekspresi di Iran ... tetapi tindakan kekacauan tidak dapat diterima," kata Raisi, dilansir Middle East Eye.
Gelombang protes terus meluas setelah meninggalnya seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini usai ditahan oleh polisi moral Iran.
Pada Kamis di konferensi pers di sela-sela Majelis Umum PBB di New York, Raisi mengatakan telah memerintahkan penyelidikan atas kasus Amini.
Baca Juga: Aksi Protes atas Kematian Mahsa Amini Meluas, Iran Batasi Internet
Baca Juga: Siapa Mahsa Amini yang Kematiannya Sulut Protes Besar di Iran
1. Media standar ganda
Raisi juga menyoroti liputan media internasional atas kematian Amini. Menurutnya media menerapkan standar ganda.
"Setiap hari di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kami melihat pria dan wanita tewas dalam bentrokan dengan polisi, tetapi tidak ada kepekaan tentang penyebab dan penanganan kekerasan ini," klaimnya.
Pada Kamis, AS menjatuhkan sanksi terhadap pejabat polisi moral Iran yang disebut bertanggung jawab atas kematian Amini dan kekerasan terhadap perempuan.
Washington juga menuduh bahwa unit khusus tersebut telah melanggar hak-hak pengunjuk rasa damai.
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.