Presiden Xi Jinping: China Tidak Pernah Ingin Menjadi Hegemon Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Xi Jinping menegaskan bahwa China tidak pernah ingin menjadi hegemon dunia. Pernyataan itu disampaikan bersamaan seruan Xi untuk memperluas keanggotaan negara berkembang BRICS.
Xi juga menuturkan bahwa Beijing tidak ingin terlibat dalam persaingan kekuatan global atau menciptakan konfrontasi blok, kata dia pada awal KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.
“China berdiri teguh di sisi yang benar dalam sejarah, dan percaya bahwa tujuan yang adil harus diupayakan demi kebaikan bersama,” kata Xi di sebuah forum bisnis, menurut pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Perdagangan Wang Wentao, pada Selasa (22/8/2023).
1. Xi yakin BRICS akan terus berkembang
Xi juga yakin bahwa BRICS akan terus berkembang, meski menghadapi berbagai perlawanan.
“Saat ini, perubahan di dunia, zaman kita, dan sejarah sedang terjadi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, membawa masyarakat manusia ke titik kritis,” katanya.
Belum dijelaskan mengapa Xi tidak hadir pada acara yang dihadiri oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Xi sebelumnya bertemu dengan tuan rumah KTT Cyril Ramaphosa, memberi tahu rekannya bahwa negara mereka berdiri di titik awal sejarah baru, dilansir Al Jazeera.
Baca Juga: Lebih dari 20 Negara Daftar BRICS, Ada Indonesia?
2. Brasil bantah BRICS ingin saingi G20 atau G7
Editor’s picks
China dan Rusia, yang keduanya telah mendapat sanksi berat dari Amerika Serikat, sangat ingin memperluas BRICS untuk melawan dominasi Barat atas lembaga-lembaga dan urusan internasional.
Arab Saudi, India, Iran, Argentina dan Mesir adalah beberapa negara yang telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan blok ini. Adapun BRICS saat ini beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, yang mewakili sekitar 40 persen populasi dunia atau 25 persen ekonomi dunia.
Pengelompokan tersebut, bagaimanapun, terbagi atas ekspansi, dengan Brasil dan India secara luas dipandang lebih ambivalen dalam mengembangkan blok tersebut.
Menanggapi kemungkinan adanya perbedaan visi dalam blok tersebut, Lula mengatakan bahwa BRICS tidak berusaha menjadi tandingan terhadap G7, G20 atau Amerika Serikat.
“Kami hanya ingin menata diri,” kata Lula saat siaran di media sosial.
3. BRICS ingin hasilkan de-dolarisasi
Selain memperluas keanggotaan, KTT juga akan membahas cara-cara untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan transaksi keuangan, untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tidak menghadiri KTT secara langsung, mengatakan bahwa de-dolarisasi telah mendapatkan momentum.
Perekonomian Rusia terpukul oleh sanksi-sanksi Barat yang diterapkan sebagai respons terhadap invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina.
Putin, yang dicari berdasarkan surat perintah penangkapan internasional atas tuduhan kejahatan perang, diwakili di KTT BRICS oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavro
Baca Juga: Ekonomi China Memburuk, Xi Jinping ke Afrika Selatan Kumpul BRICS
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.