Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan kepada Presiden Venezuela, Nicolas Maduro agar memperbolehkan María Corina Machado ikut pilpres 2024. Apabila tidak, maka sanksi AS kepada Venezuela akan kembali diterapkan.
Sejak pertengahan Oktober, Washington memutuskan mencabut sementara sanksi kepada sektor migas Venezuela setelah rezim Maduro setuju mengadakan pemilu terbuka pada 2024. Namun, AS mengancam akan mengembalikan sanksi apabila janji tersebut tidak ditepati.
Penasehat Amerika Latin di Gedung Putih, Juan Gonzalez mengumumkan ultimatum kepada rezim Maduro di Venezuela. Mereka diharuskan memperbolehkan semua oposisi mencalonkan sebagai presiden pada pemilu tahun depan.
"Sebelum akhir November, kami harus melihat adanya sebuah proses rehabilitasi semua kandidat yang hendak mencalonkan dalam pilpres 2024 di Venezuela," tutur Gonzalez pada Rabu (8/11/2023), dilansir Miami Herald.
"Ini harus menjadi ruang bagi rakyat Venezuela untuk memilih siapa yang akan memimpinnya. Kami harus melihat hasil yang ditunjukkan dari langkah awal yang sudah berhasil dilalui," tambahnya.
Gonzalez pun mengancam akan memberlakukan sanksi setelah tanggal 30 November 2023. Apabila tidak ada komitmen dari pemerintah untuk memperbaiki demokrasi di Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa pada 2024 akan diselenggarakan pemilihan presiden baik itu dengan sanksi ataupun tidak. Ia pun menolak segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada Venezuela.
"Tahun depan akan diadakan pilpres, sesuai yang tertulis dalam konstitusi. Tidak peduli ada atau tidaknya sanksi dari luar negeri, kami tetap akan menyelenggarakan pilpres," tutur Maduro, dikutip Infobae.
Ia pun menekankan pada 2025 akan menjadi tahun penting karena akan diadakan pemilihan parlementer di 23 negara bagian dan 335 daerah. Ia menyarakan kepada penyelenggara pemilu untuk mendiskusikan pemilu tersebut.
"Dalam proses ini, kami akan menjamin kepada semuanya, sehingga semuanya dapat memilih kandidat yang sesuai dengan pilihannya masing-masing," tambahnya.
Pada Oktober lalu, María Corina Machado berhasil memenangkan pra-pemilu yang diselenggarakan oleh oposisi. Ia sukses mendapat 92,56 persen suara dan menjadi penantang terbesar partai sayap kiri PSUV pada pilpres tahun depan.
Dilaporkan EFE, Parlemen Venezuela yang dikuasai oleh PSUV mengecam penyelenggaraan pra-pemilu yang dianggap sebuah kecurangan. Salah satu kecurangan itu karena dianggap dapat membuat bingung publik soal hasil suara dalam pilpres 2024.
Presiden Parlemen Venezuela. Jorde Rodriguez menyebut bahwa hanya 598 ribu orang yang ikut dalam pra-pemilu. Ia pun menyebut bahwa hasil itu kurang dari yang dilaporkan oleh Komisi Pemilu yang berjumlah 1,5 juta pemilih dan didasarkan pada 64,88 persen perhitungan.