Menteri Rumania Resign Imbas Skandal Korupsi Panti Jompo Terkuak

Pemilik panti jompo pakai uang sumbangan untuk pesta

Jakarta, IDN Times - Menteri Tenaga Kerja Rumania Marius Budai, pada Kamis (13/7/2023), memutuskan mundur usai terkuaknya kasus kekerasan di panti jompo dan difabel. Ia merasa lalai dan tidak menjalankan tugasnya dengan benar. 

Dilansir Romania Insider, Budai punya tanggung jawab untuk mengontrol dan memverifikasi panti jompo dan difabel di Rumania. Namun, ia tidak mengindahkan semua laporan kekerasan dan buruknya pelayanan di panti jompo. 

Perdana Menteri Rumania mengonfirmasi keputusan Budai kemarin. Ia menyebut bahwa pengunduran diri tersebut adalah hal yang lumrah di dunia politik, dan itu adalah tindakan yang terhormat jika dilakukan di tengah kasus.

1. Skandal terkuak berkat penyelidikan dua media lokal Rumania

Dilaporkan RFE/RL, kekerasan di panti jompo Rumania terkuak berkat penyelidikan dua media massa lokal terkemuka, Centrul de Investigatii Media dan Buletin de Bucuresti, pada bulan ini.

Kedua media itu menemukan puluhan lansia dan penyandang difabel yang kelaparan, terluka akibat mendapat pukulan, tidak sadarkan diri, dan bahkan diikat di tempat tidur. Panti jompo yang dikelola oleh St. Gabriel the Brave in Voluntari tersebut bahkan tidak memenuhi standar kebersihan. 

Kabar ini pun menggemparkan seluruh publik dan berdampak pada kondisi politik di negara Eropa Timur tersebut. Pasalnya, salah satu organisasi non-profit sudah menginformasikan soal kekerasan di panti jompo kepada Budai pada tahun lalu. 

Alih-alih bertindak untuk menyelesaikan permasalahan di panti jompo, Budai justru memutus kolaborasi antara organisasi non-profit tersebut dengan Kementerian Tenaga Kerja. 

Baca Juga: Rumania Minta Jerman Kirim Pasukan Permanen ke Negaranya

2. Sebanyak 13 rumah difabel ditutup akibat kasus kekerasan

Pada Senin (10/7/2023), Rumania sudah menggelar inspeksi pada lebih dari seribu panti jompo dan difabel di seluruh negeri. Mereka pun akhirnya menutup 13 di antaranya dan menangguhkan aktivitas dari 43 panti jompo lainnya. 

Polisi anti-kriminal terorganisir sudah menangkap 26 terduga pelaku dan menahan empat di antaranya. Sedangkan, 11 terduga pelaku lainnya ditetapkan sebagai tahanan rumah untuk sementara. 

Polisi pun berhasil menyelamatkan 100 lansia dalam operasi yang digelar di tiga panti jompo di Ilfov. Pada operasi yang digelar di Timisoara, aparat menemukan puluhan lansia yang diberi makanan kedaluwarsa dan ditempatkan di sebuah tempat yang kotor dan tidak layak. 

3. Pemilik panti jompo gunakan bantuan negara untuk kepentingan pribadi

Direktorat Terorisme dan Kriminal Terorganisir (DIICOT) mengatakan bahwa 26 terduga pelaku merupakan pemilik panti jompo. Mereka sengaja menargetkan lansia yang tidak memiliki keluarga untuk ditampung di tempatnya. 

Dilansir Euractiv, terduga pelaku menyewa orang untuk memaksa mereka menjual apartemen atau propertinya. Kemudian, mereka diyakinkan untuk menyerahkan uang pensiunnya di panti jompo tersebut. 

Tak hanya menyasar lansia, jaringan kriminal ini diketahui sudah mendapatkan subsidi dari negara untuk penyandang difabel sebesar 1.000 euro (Rp16,7 juta) per orang per tahun. 

Panti sosial tersebut sudah menerima dana hingga 800 ribu euro (Rp13,4 miliar) dalam beberapa tahun dari pemerintah lokal. Namun, uang yang seharusnya digunakan untuk perawatan lansia tersebut malah digunakan untuk narkoba, prostitusi, dan pesta. 

Bahkan, salah seorang pemilik dilaporkan menggelontorkan uang lebih dari 5 ribu euro (Rp83,8 juta) untuk menggelar acara. 

Baca Juga: Pria Rumania Ngaku Bersalah Atas Pembunuhan 39 Migran Vietnam 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya