Slovakia Lanjutkan Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina

Tolak bantuan militer ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Slovakia memutuskan untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina pada Rabu (22/11/2023). Setelah sehari sebelumnya Perdana Menteri Robert Fico berjanji akan menyetop pengiriman bantuan militer ke Ukraina. 

Selain ancaman pemblokiran bantuan senjata, pengemudi truk di Slovakia sudah menutup perbatasan karena merasa pengemudi truk asal Ukraina diuntungkan oleh kebijakan UE. Mereka menuntut agar pengemudi asal Ukraina harus memiliki izin beroperasi di Slovakia. 

Baca Juga: Ukraina Peringati 10 Tahun Revolusi Euromaidan

1. Slovakia menyerukan gencatan senjata di Ukraina

Menteri Luar Negeri Slovakia Juraj Blanar mengatakan bahwa agresi Rusia ke Ukraina merupakan sebuah pelanggaran hukum internasional. Ia pun mendukung penuh upaya perdamaian untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina. 

"Republik Slovakia melihat bahwa agresi Rusia adalah sebuah pelanggaran hukum internasional dan kami siap membantu Ukraina karena semua orang ingin perdamaian, semua orang ingin demokrasi untuk Ukraina, dan kami ingin Ukraina beserta teritorinya tidak terganggu," terang Blanar, dilansir Ukrinform

Ia menambahkan bahwa Slovakia terus membicarakan dengan Ukraina terkait solusi perdamaian dalam menyelesaikan konflik ini, meskipun sangat sulit untuk dicapai. 

"Solusi damai selalu sulit dicapai. Namun, kami harus mengatakan bahwa kami membutuhkan gencatan senjata sebelum dimulainya negosiasi perdamaian. Kita melihat konflik di Ukraina sudah lebih dari 600 hari dan kami melihat konflik sudah memasuki fase beku," tambahnya. 

2. Slovakia tolak sanksi terhadap industri nuklir Rusia

Blanar menambahkan bahwa pemerintah Slovakia siap mendiskusikan paket ke-12 sanksi Uni Eropa (UE) ke Rusia. Namun, ia belum bisa memastikan akan mendukung sanksi tersebut atau tidak. 

"Kami belum dapat mengatakan bahwa kami mendukung sanksi tersebut. Kami akan mendukung sanksi tersebut apabila tidak mengganggu kepentingan Republik Slovakia, terutama di bidang ekonomi," terangnya. 

"Maka dari itu, paket sanksi ke-12 tetap terbuka untuk kami. Namun, kami punya kondisi tersendiri, di mana saya sudah mendiskusikan ini dengan Brussels. Apabila paket sanksi ke-12 ini termasuk masalah nuklir, maka Slovakia tidak akan mendukungnya," sambungnya. 

Selama ini, Slovakia bergantung pada PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) sebagai pembangkit energi utama. Apabila sanksi ke Rusia menyangkut nuklir, maka industri nuklir Slovakia akan terdampak. 

Baca Juga: PM Slovakia Tolak Bicara dengan Media yang Mengkritiknya

3. Fico pernah menolak sanksi UE ke Rusia

Slovakia Lanjutkan Bantuan Kemanusiaan ke UkrainaMantan PM Slovakia, Robert Fico. (facebook.com/robertficosk)

Setelah terpilih sebagai PM Slovakia pada Oktober lalu, Fico menyatakan penolakannya terhadap sanksi lanjutan UE ke Rusia yang berlawanan dengan kepentingan negaranya. Ia pun terus menyuarakan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Ukraina. 

Tak hanya itu, Fico pun menyalahkan Ukraina atas kasus korupsi di negaranya. Ia bahkan meminta adanya pengecekan lebih terhadap dana yang digelontorkan UE ke Ukraina usai pecahnya perang. 

"Ukraina termasuk salah satu negara terkorup di dunia dan UE, termasuk Slovakia sudah mengeluarkan dana besar ke Ukraina. Uang tersebut harus dijamin tidak diselewengkan oleh oknum tertentu," terangnya, dikutip BNE Intellinews.

Meski menolak pengiriman bantuan militer ke Ukraina, Fico mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan melarang perusahaan senjata Slovakia menjual material persenjataan ke Ukraina. 

Baca Juga: Protes, Pengemudi Truk Slovakia Blokir Perbatasan Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya