Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buntut Kebocoran Data, AS Perketat Kontrol Dokumen Intelijen   

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

Jakarta, IDN Times - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, bakal memperketat kontrol atas dokumen intelijen. Rencana ini menyusul kasus bocornya data-data sensitif oleh pejabat berpangkat rendah pada sebelumnya.

Menurut laporan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Rabu (5/7/2023), rencana ini berdasarkan hasil tinjauan dari praktik selama 45 hari. Tetapi, ia tidak menjelaskan apakah ada kegagalan dalam kajian tersebut.

"Ini untuk mengidentifikasi area di mana kita dapat dan harus meningkatkan langkah-langkah akuntabilitas untuk mencegah kompromi CNSI (informasi keamanan nasional yang dirahasiakan), termasuk mengatasi ancaman orang dalam," kata Austin soal tinjauan Pentagon, mengutip Al Jazeera.

1. Kronologi bocornya data intelijen AS

Ilustrasi polisi (unsplash.com/Matt Popovich)

Rencana ini muncul usai seorang spesialis IT di Garda Nasional Udara Massachusetts, Jack Texeira, ditangkap pada bulan April. Pria berusia 21 tahun itu diduga mengunggah sejumlah dokumen sangat sensitif ke suatu grup di platform media Discord.

Dokumen-dokumen tersebut kemudian viral di internet. Dalam informasi ini, terungkap bahwa AS mematai-matai sejumlah sekutunya. Washington pun memberi penilaian blak-blakan soal progres Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

Soal laporan pada Rabu, Austin memerintahkan agar ruangan-ruangan khusus menyimpan dan mengakses informasi rahasia, disesuaikan dengan standar komunitas intelijen. Ini untuk kepentingan pengawasan dan pelacakan.

Menhan AS itu mengusulkan beberapa perubahan, termasuk peningkatan terhadap level keamanan fisik dan penunjukan untuk petugas kontrol rahasia, dikutip Reuters

2. Sekitar 4 juta orang punya izin akses keamanan AS

Austin juga mengusulkan pembentukan kantor baru untuk merespons ancaman 'orang dalam'. Dia juga mengusulkan untuk meningkatkan penerapan sistem demi mendeteksi perangkat elektronik di area-area kerja yang sensitif.

Austin mengatakan, ia telah mengarahkan Badan Kontra Intelijen dan Keamanan Pertahanan AS, mengembangkan cara-cara untuk segera menandai dan mengomunikasikan kekhawatiran mengenai personel kepada komandan lokal.

Menurut laporan Kantor Direktur Intelijen Nasional tahun 2017, diperkirakan ada 4 juta orang yang memiliki izin keamanan AS. Sekitar 1,3 juta diantaranya dapat mengakses informasi rahasia, dikutip dari US News.

3. AS pantau Ukraina, Korea Selatan, Mesir dan Israel

Ilustrasi peretas (pixabay.com/B_A)

Teixeira bertugas di Air National Guard sebagai spesialis sistem transportasi dunia maya sejak tahun 2019. Jabatan ini membuatnya bisa mengakses informasi sangat rahasia.

Dalam dokumen yang bocor, terungkap bahwa AS memberi penilaian suram terhadap upaya serangan balasan Ukraina. AS juga memantau sejumlah pejabat Mesir yang berencana kirim artileri ke Rusia. Kairo telah lama bersekutu dengan Washington dan mendapat bantuan militer secara besar.

Lebih lanjut, AS juga memantau konflik internal Korea Selatan terkait mengirim bantuan militer ke Ukraina. Di sisi lain, terungkap bahwa sejumlah pejabat tinggi badan intelijen Israel (Mossad), mendorong para pejabat intelijen dan warganya ikut protes terhadap reformasi peradilan yang diusul pemerintah Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Syahreza Zanskie
EditorSyahreza Zanskie
Follow Us