China Sentil Kanada soal Patroli di Wilayah Udara Internasional
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Kanada tentang potensi konsekuensi dari tindakan provokatif. Peringatan ini terkait dengan insiden pesawat China dan Kanada hampir bertabrakan di wilayah udara internasional.
Kanada mengerahkan pesawatnya sebagai bagian dari upaya untuk menegakkan sanksi PBB terhadap Korea Utara sehubungan dengan program rudal balistiknya.
1. Kemlu China sentil Kanada
Pekan lalu, Kanada sempat menuduh pesawat tempur China menganggu pesawat patroli Kanada yang memantau sanksi Korea Utara. Namun, militer China membantahnya.
“Dewan Keamanan PBB tidak pernah mengizinkan negara mana pun untuk melakukan pengawasan militer di laut dan wilayah udara lain atas nama penegakan sanksi,” kata juru bicara Kemlu China Zhap Lijian, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (7/6/2022).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian menegaskan, militer China mengambil langkah-langkah wajar untuk menangani tindakan Kanada yang telah melakukan provokasi atas nama diplomatik.
“Jet militer Kanada telah meningkatkan pengintaian dan provokasi terhadap China dengan dalih menerapkan resolusi DK PBB, yang membahayakan keamanan nasional China,” ucap Wu.
2. Kanada sebut militer China mengalihkan jalur penerbangan
Di sisi lain, Kanada menyebut bahwa terkadang pesawat China memaksa pesawat Kanada untuk mengalihkan jalur penerbangan mereka.
“Kanada adalah anggota aktif dari “misi penting” di Pasifik Utara untuk memastikan bahwa sanksi terhadap Korut ditegakkan dengan benar,” ucap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Angkatan Bersenjata Kanada juga melaporkan bahwa jet tempur China mendekat ke pesawat Kanada dalam jarak yang cukup dekat yaitu 20 kaki atau enam meter.
3. Kanada mengonfirmasi ada 60 insiden pesawat China mendekat
Sementara itu, Departemen Pertahanan Nasional Kanada mengonfirmasi setidaknya ada 60 insiden di mana pesawat China kerap mendekat ke pesawat Kanada.
“Dalam beberapa kasus, awak kami merasa cukup berisiko sehingga mereka harus segera mengubah jalur penerbangan untuk tidak terlalu dekat dan menghindari potensi bertabrakan,” sebut pernyataan dari departemen tersebut.
