China Janji Beri Rp441 Miliar dan 3 Juta Vaksin COVID kepada Taliban

China juga meminta negara lain untuk bantu Afghanistan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah China menjanjikan bantuan ke Afghanistan sebesar 200 juta yuan (sekitar Rp441,8 miliar) dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu (8/9/2021). 

Pada saat yang sama, Beijing juga meminta negara-negara lain untuk memberi bantuan kepada Afghanistan.

1. Bantuan datang ketika China siap menjaga komunikasi dengan Taliban

Dilansir dari BBC, selain bantuan senilai 200 juta yuan, China juga berjanji untuk memasok logistik dan mendistribusikan 3 juta vaksin COVID-19 untuk Afghanistan. 

Bantuan tersebut datang ketika China bersiap untuk menjaga komunikasi dengan pemerintah Taliban. Penasihat China dan Menteri Luar Negeri, Wang Yi, menghadiri pertemuan pada tingkat kementerian yang membahas masalah Afghanistan dengan negara-negara tetangganya. 

Dalam pertemuan tersebut, ia mengatakan masa depan Afghanistan masih penuh dengan ketidakpastian, karena rezim yang didirikan Taliban bersifat sementara. 

Melalui pertemuan yang dihadiri Menteri Luar Negeri Pakistan, Iran, Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan, Wang Yi berharap semua negara tetangga Afghanistan dapat bekerja sama demi membantu persoalan kemanusiaan di negara tersebut. 

Sejumlah permasalahan yang disorot Wang Yi adalah pandemik COVID-19, menjaga pelabuhan tetap terbuka, memperkuat manajemen dan kontrol terhadap pengungsi, memberikan bantuan kemanusiaan, memperdalam kerja sama kontraterorisme, dan melakukan operasi anti-narkoba.

Kemudian, Wang Yi mendesak Taliban untuk mengambil langkah konkret demi mengalahkan terorisme, serta memperkuat intelijen dan kontrol perbatasan. Hal itu ditekankan demi mencegah teroris melarikan diri dari Afghanistan. 

Wang Yi juga menekankan supaya Amerika Serikat (AS) dan sekutunya bertanggung jawab penuh untuk memberi bantuan ekonomi dan kemanusiaan kepada warga Afghanistan, karena mereka dianggap pencipta masalah di Afghanistan.

Baca Juga: Rezim Baru Taliban Yakinkan AS Misi Evakuasi Lanjutan Berjalan Aman 

2. Tiongkok dan Rusia akan berkoordinasi erat dengan negara-negara tetangga Afghanistan

China Janji Beri Rp441 Miliar dan 3 Juta Vaksin COVID kepada TalibanPertemuan secara virtual antara para Menteri Luar Negeri dari berbagai negara tetangga Afghanistan yang digelar hari Rabu, 8 September 2021, waktu setempat. (Twitter.com/ashoswai)

KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) dijadwalkan pada tanggal 17 September 2021 ini di Dushanbe, ibu kota Tajikisan.

Direktur Pusat Studi SCO di Shanghai, Tiongkok, Pan Guang, mengatakan China dan Rusia akan berkoordinasi erat dengan berbagai negara untuk menghadapi tantangan dan situasi terkini di Afghanistan. 

Presiden China, Xi Jinping, mengatakan dalam percakapan melalui telepon dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, pada Selasa (7/9/2021), bahwa China siap bekerja sama dengan Tajikistan untuk membangun komunitas keamanan. 

Kedua pemimpin bertukar pandangan mengenai situasi di Afghansitan dan sepakat untuk terus memperdalam kerja sama kontraterorisme dan keamanan, serta bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas regional.

Pan mengatakan jika Taliban gagal menunjukkan inklusivitas dalam pemerintahan baru, maka dampaknya turut dirasakan oleh negara-negara tetangga. Hal itu terjadi bukan saja karena kedekatan regional, tapi mereka memiliki kesamaan identitas dan mayoritas agama yang dianut warganya.

Baca Juga: Kisah Warga Afghanistan yang Gaji dan Masa Depannya Direnggut Taliban

3. Taliban ingin memastikan dominasi politik melalui struktur pemerintahannya

Para analis China mengatakan, kabinet yang diumumkan Taliban menunjukkan keinginannya untuk mendominasi politik dan memiliki kontrol absolut atas Afghanistan. Sampai di sini, terlihat bahwa Taliban lebih mengutamakan penyelesaian internal daripada memenuhi harapan komunitas internasional. 

Kendati begitu, karena kabinet belum rampung semuanya, tidak menutup kemungkinan etnis minoritas dan pasukan non-Taliban akan mengisi pemerintahan. 

Beberapa dari anggota senior Taliban ada dalam daftar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang tetap menjadi perhatian utama masyarakat internasional dan juga meningkatkan kesulitan agar memperoleh pengakuan dunia. 

Mohammad Hasan Akhund ditunjuk sebagai Perdana Menteri sementara Afghanistan pada Selasa lalu, dengan Abdul Ghani Baradar dan Abdul Salam Hanafi ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri sementara.

Juru bicara Taliban, Zabihullaj Mujahid, mengatakan nama Sarajuddin Haqqani, putra pendiri jaringan Haqqani yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, akan menjadi Menteri Dalam Negeri Afghanistan sementara.

Begitu juga dengan nama Mullah Mohammad Yaqqob, putra mendiang pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Afghanistan sementara.

Baca Juga: Profil Mohammad Hasan Akhund Perdana Menteri Afghanistan Rezim Taliban

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya