Protes Pemilihan Rektor, Mahasiswa Salahkan Pemerintah Turki

Sebanyak ratusan mahasiswa telah ditangkap minggu ini

Istanbul, IDN Times - Sebanyak ribuan mahasiswa di Turki telah menggelar unjuk rasa menetang pemilihan rektor yang dianggap merupakan orang dekat pemerintahan Turki. Akibatnya, ratusan mahasiswa diantaranya telah ditangkap pada minggu ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Keputusan penunjukkan rektor baru sebagai upaya pemerintah Turki menyusup ke salah satu lembaga pendidikan

Dilansir dari The Guardian, meningkatnya protes besar-besaran atas penunjukkan rektor yang disetujui oleh negara di salah satu universitas bergengsi di Istanbul, Turki, telah menjadi katalisator bagi para mahasiswa Turki yang kecewa untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka pada pemerintahan di bawah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Keputusan menunjuk Melih Bulu, seorang tokoh bisnis terkemuka di Turki sekaligus politisi dari partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), dikecam sebagai tindakan yang tidak demokratis oleh anggota universitas dan secara luas ditafsirkan sebagai upaya pemerintah untuk menyusup ke salah satu lembaga pendidikan.

Sedikitnya sebanyak 250 orang di Istanbul dan 69 orang lainnya di Ankara telah ditangkap pada minggu ini, sebagian besar diantaranya merupakan mahasiswa dalam bentrokan antara demonstran dan polisi yang menandai salah satu peristiwa kerusuhan warga sipil terbesar di Turki sejak terakhir kali pada tahun 2013 lalu dengan peristiwa gerakan Gezi Park. Pada hari Rabu, 3 Februari 2021, waktu setempat, Erdogan mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan membiarkan protes di Bogazici University lepas kendali serta menuduh para demonstran sebagai "teroris" dan "pemuda LGBT" yang bekerja melawan nilai-nilai nasional dan spiritual Turki.

2. Generasi Z di Turki dinilai tidak tahu apapun selain pemerintahan partai AKP

Protes Pemilihan Rektor, Mahasiswa Salahkan Pemerintah TurkiProtes besar-besaran yang dilakukan oleh para mahasiswa Turki mengecam rektor baru mereka. (Twitter.com/RGAritz_)

Selama hampir dua dekade di bawah pemerintahan partai AKP telah menempatkan institusi dan masyarakat Turki berada pada jalur yang sangat religius dan konservatif secara sosial, di mana gelombang protes besar-besaran yang belum lama ini terjadi tidak mungkin menggerakan jarum politik negara yang sangat terpolarisasi di situasi represi negara terhadap protes yang berlangsung damai menjadi norma. Tetapi sementara banyak orang dari generasi yang lebih tua justru berterima kasih kepada Erdogan karena membangun jalan dan rumah sakit serta meningkatkan standar hidup kelas pekerja. 

Di sisi lain. Generasi Z dinilai tidak tahu apapun selain pemerintahan partai AKP, dalam beberapa tahun terakhir ditentukan oleh ketidakstabilan politik dan kekacauan ekonomi. Dengan demikian, mereka merupakan ujian baru untuk cengkeraman partai atas kekuasaan. Terlepas dari upaya Erdogan untuk mengangkat apa yang dia sebut sebagai generasi saleh, kaum anak-anak muda yang tidak bekerja dan berpaling dari agama tampaknya menolak visinya tentang masa depan Turki.  

Baca Juga: Ditariknya Kapal Turki, Redamkan Perselisihan Turki dan Yunani

3. Awal Januari 2021 lalu, peristiwa serupa juga menyebabkan sebanyak 24 orang

Protes Pemilihan Rektor, Mahasiswa Salahkan Pemerintah TurkiProtes besar-besaran yang dilakukan oleh para mahasiswa Turki mengecam rektor baru mereka. (Twitter.com/RGAritz_)

Pada awal Januari 2021 lalu, peristiwa serupa terjadi sebelumnya yang menuntut protes atas terpilihnya rektor baru dan keputusan tersebut justru disambut amarah para mahasiswa dan staf universitas. Penunjukkan Bulu sebagai rektor merupakan yang pertama kalinya dipilih dari luar universitas sejak kudeta militer tahun 1980 lalu. Saat itu, polisi anti huru-hara memblokir jalan-jalan di sekitar universitas serta menuntut rektor yang baru terpilih mundur dari jabatannya.

Akibatnya, sebanyak 24 orang yang sebagian besar mahasiswa ditangkap oleh kepolisian setempat dalam penggerebekan rumah. Sekitar 1.000 orang lebih ikut ambil bagian dalam unjuk rasa yang terjadi selama 2 hari beruntun. Seperti yang diketahui, Bogazici University didirikan pada tahun 1863 dan dikenal dengan nama Robert College hingga tahun 1970an. 

Universitas ini sering dianggap sebagai salah satu universitas paling bergengsi di Turki serta memiliki reputasi lama untuk toleransi dan kemandirian intelektual. Bogazici University juga merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Turki yang menentang larangan negara sekuler terhadap penggunaan jilbab di beberapa universitas pada tahun 1997 lalu.

Baca Juga: Rusia dan Turki Resmikan Pusat Monitor Nagorno-Karabakh

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya