Eks Menteri Transportasi Rusia Ditemukan Tewas Usai Dipecat Putin

- Eks Menteri Transportasi Rusia, Starovoit terlibat kontroversi di Kursk, menghadapi ancaman penyelidikan atau penahanan.
- Kursk pernah diduduki tentara Ukraina dan Starovoit kemungkinan sudah meninggal sejak Jumat malam.
- Serangan drone Ukraina picu krisis baru dengan ratusan penerbangan dibatalkan di Rusia dan 12 warga sipil tewas.
Jakarta, IDN Times – Mantan Menteri Transportasi Rusia, Roman Starovoit, ditemukan meninggal dunia akibat luka tembak hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mencopotnya dari jabatan. Jasad Starovoit ditemukan di dalam mobilnya di pinggiran kota Moskow, dengan Komite Investigasi Rusia menyebutkan bahwa ia tampaknya bunuh diri.
Otoritas masih menyelidiki penyebab pasti kematiannya, dengan dugaan utama adalah bunuh diri. Dilansir dari The Guardian, Kremlin merilis perintah resmi yang ditandatangani Putin untuk memecat Starovoit pada Senin (7/7/2025) pagi, hanya beberapa saat sebelum kabar kematian itu muncul ke publik.
Tidak ada penjelasan terkait alasan pemecatan dalam dokumen yang bertanggal 7 Juli 2025 pukul 09.15 waktu setempat. Dmitry Peskov, juru bicara Putin, membantah bahwa keputusan tersebut disebabkan oleh kurangnya kepercayaan namun tidak menjawab pertanyaan lebih lanjut mengenai alasannya.
1. Starovoit terlibat kontroversi di Kursk
Starovoit mulai menjabat sebagai Menteri Transportasi pada Mei 2024, setelah sebelumnya menjadi gubernur wilayah Kursk sejak 2018. Selama masa jabatannya di Kursk, ia memimpin pembangunan benteng pertahanan di sepanjang perbatasan dengan Ukraina pascainvasi Rusia.
BBC dan The Guardian melaporkan bahwa saat ditemukan tewas, Starovoit membawa pistol Makarov yang diberikan kepadanya pada 2003 sebagai penghargaan atas jasanya menjaga keselamatan publik di Kursk.
Sumber Kommersant mengungkap bahwa beberapa pejabat Kursk lain yang terlibat dalam kasus penggelapan sempat memberi kesaksian terhadap Starovoit. Situasi itu memunculkan spekulasi bahwa Starovoit juga tengah menghadapi ancaman penyelidikan atau penahanan. Setelah ia meninggalkan jabatannya, penerusnya, Aleksey Smirnov, dibekuk dalam skandal korupsi besar setelah penyidik mengklaim hampir 10 juta pound sterling Inggris (sekitar Rp220 miliar), digelapkan dari dana federal yang ditujukan untuk pertahanan wilayah Kursk.
2. Kursk pernah diduduki tentara Ukraina
Sebagian wilayah Kursk sempat jatuh ke tangan pasukan Ukraina pada Agustus 2024 dalam serangan balasan yang memalukan bagi Kremlin. Peristiwa itu dianggap sebagai pukulan telak karena Rusia selama ini berusaha mencegah konflik merambah ke dalam negeri.
Sejumlah media Rusia, termasuk edisi lokal Forbes, mengabarkan bahwa Starovoit kemungkinan sudah meninggal sejak Jumat malam, sebelum perintah pemecatannya dikeluarkan.
Namun demikian, penyidik belum mengonfirmasi secara resmi urutan waktu antara kematian Starovoit dan pemecatan tersebut. Situasi ini masih menjadi tanda tanya besar di tengah gejolak politik yang terjadi di Rusia.
3. Serangan drone Ukraina picu krisis baru

Kremlin mengumumkan pemecatan Starovoit di tengah kekacauan akibat serangan drone Ukraina yang menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan di Rusia. Data resmi menunjukkan bahwa hingga Senin, hampir 500 penerbangan dibatalkan dan sekitar 1.500 lainnya mengalami keterlambatan besar-besaran. Militer Ukraina mengklaim telah menghantam pabrik kimia di Krasnozavodsk, wilayah utara Moskow, yang memproduksi perangkat piroteknik dan amunisi, termasuk hulu ledak termobarik untuk drone jenis Shahed.
Dilansir dari CNN Internasional, serangan Rusia ke Ukraina selama 24 jam terakhir menewaskan sedikitnya 12 warga sipil dan melukai lebih dari 90 orang. Otoritas Ukraina melaporkan bahwa dua kantor perekrutan mereka juga menjadi sasaran serangan drone Rusia. Serangan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian serangan terhadap kantor militer Ukraina, dengan total enam fasilitas serupa dihantam dalam waktu kurang dari seminggu.