Dilanda Kemiskinan, Anak Muda Ekuador Gabung Geng Kriminal

Pemerintah diminta tingkatkan kebijakan sosialnya

Jakarta, IDN Times - Seorang utusan PBB mengungkapkan bahwa banyak anak muda di Ekuador memilih bergabung dengan geng kriminal sebagai cara mudah untuk keluar dari kemiskinan. Ia pun mendesak pemerintah untuk meningkatkan kebijakan sosial guna memerangi kejahatan terkait narkoba yang telah merusak citra negara tersebut.

Dalam laporan yang dikeluarkan pada Jumat (8/9/2023), utusan tersebut menuding pemerintah gagal melindungi warga dari pekerjaan kasar yang sistemnya mirip perbudakan, terutama di kalangan minoritas. Dia menyoroti kurangnya peluang ekonomi yang memungkinkan geng-geng kriminal merekrut lebih banyak anggota.

Menurutnya, dana untuk subsidi bahan bakar seharusnya dibelanjakan untuk program sosial.

“Pesan saya kepada pemerintah adalah kita perlu memperlakukan ketidakamanan sebagai masalah kemiskinan dan kurangnya peluang ekonomi,” kata Olivier De Schutter, pelapor khusus PBB untuk kemiskinan ekstrem dan hak asasi manusia, kepada Associated Press sebelum laporan tersebut diterbitkan.

“Jawabannya tidak bisa hanya pada penegakan hukum.”

Baca Juga: Calon Presiden Ekuador Tewas Ditembak

1. Lebih dari 30 persen anak muda Ekuador hidup dalam kemiskinan

Menurut laporan De Schutter, sekitar 34 persen penduduk Ekuador yang berusia antara 15 dan 24 tahun hidup di bawah garis kemiskinan. Dia mengatakan bahwa banyak anak muda yang putus sekolah saat pandemi COVID-19 tidak pernah kembali ke sekolah mereka.

Kondisi finansial yang buruk membuat mereka mudah direkrut oleh geng-geng kriminal.

“Kemiskinan menimpa khususnya generasi muda di negara ini, dan banyak di antara mereka yang memilih untuk bergabung dengan geng tersebut atau bermigrasi ke Amerika Serikat (AS),” katanya.

Baca Juga: 4 Bom Meledak di Ekuador dalam Waktu 24 Jam

2. Lonjakan kekerasan di Ekuador dipicu oleh pembunuhan pemimpin geng lokal

Laporan tersebut dirilis hampir sebulan setelah Ekuador diguncang oleh pembunuhan calon presiden dan pejuang antikorupsi Fernando Villavicencio. Dia ditembak mati di tengah siang bolong pada tanggal 9 Agustus, meskipun dia dikawal oleh sejumlah polisi dan pengawal.

Setidaknya dua pemimpin politik lainnya juga tewas dibunuh sejak kematian Villavicencio. Pekan lalu, empat bom mobil dan alat eksplosif lainnya meledak di sejumlah kota, termasuk ibu kota Quito.

Pihak berwenang Ekuador mengaitkan lonjakan kekerasan di negara itu selama beberapa tahun terakhir dengan kekosongan kekuasaan yang dipicu oleh pembunuhan pemimpin geng lokal Los Choneros, Jorge Zambrano, alias “Rasquiña” atau "JL,” pada 2020.

Anggota geng tersebut diketahui melakukan pembunuhan, menjalankan operasi pemerasan, menjual narkoba, dan mengatur penjara.

3. Calon presiden Ekuador janji berantas masalah keamanan dan kemiskinan

Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, yang memajukan pemilu untuk menghindari pemakzulan, telah berulang kali menyatakan keadaan darurat sebagai jawaban atas meningkatnya kekerasan.

“Banyak orang mengusulkan respons hukum dan ketertiban terhadap meningkatnya tingkat ketidakamanan, rujukannya adalah pada pencapaian Bukele di El Salvador,” kata De Schutter, merujuk pada langkah-langkah yang diberlakukan oleh Presiden negara Amerika Tengah Nayib Bukele, dikutip Reuters.

“Kita membutuhkan Bukele sosial, yang memperhatikan secara serius hubungan antara kemiskinan dan meningkatnya kekerasan,” tambahnya.

Kandidat presiden Luisa Gonzalez dan pengusaha muda Daniel Noboa akan saling berhadapan dalam pemungutan suara putaran kedua pada 15 Oktober. Keduanya berjanji akan melakukan tindakan keras terhadap kejahatan dan langkah-langkah untuk mengentaskan kemiskinan.

De Schutter menyarankan pemerintahan baru Ekuador untuk menurunkan pajak bagi masyarakat miskin yang tidak mampu membayarnya.

Baca Juga: Ekuador Pindahkan Bos Geng Pembunuh Capres Villavicencio 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya