Korsel Sebut Korut Provokasi demi Alihkan Perhatian dari Krisis Pangan

Pyongyang kemungkinan akan uji coba nuklir lagi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan Korea Utara mungkin akan melakukan berbagai provokasi, termasuk uji coba nuklir, untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari krisis pangan yang sedang berlangsung di negara tersebut.

“Untuk menyampaikan keluhan internal mengenai kesengsaraan pangan dan kegagalan dalam kebijakan ekonomi kepada dunia luar, ada kemungkinan (Korut) melakukan berbagai provokasi strategis dan taktis, termasuk uji coba nuklir ketujuh,” kata kementerian itu dalam laporannya pada Selasa (10/10/2023), dikutip Yonhap.

Korea Utara, yang telah menghadapi krisis pangan kronis, terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada September 2017.

Baca Juga: Korsel Gelar Parade Militer Akbar Usai 10 Tahun Vakum

1. Pyongyang disebut akan luncurkan satelit mata-mata bulan ini

Kementerian menilai Pyongyang akan mencoba meluncurkan satelit mata-mata bulan ini sesuai rencana. Pekan lalu, Institut Unifikasi Nasional Korea (KINU) mengatakan bahwa peluncuran tersebut kemungkinan dilakukan antara 10-26 Oktober.

Korea Utara sebelumnya telah berusaha menempatkan satelit mata-matanya yang bernama Malligyong-1 di orbit pada Mei dan Agustus, namun keduanya berakhir dengan kegagalan. Pyongyang telah berjanji akan mencobanya lagi pada Oktober.

Media pemerintah KCNA pada Selasa mengatakan bahwa program satelit mata-mata Korea Utara adalah langkah yang sangat diperlukan untuk melawan militerisasi ruang angkasa Amerika Serikat (AS), dikutip Reuters.

Kementerian menambahkan bahwa militer Korea Utara tampaknya sedang berfokus untuk mendukung upaya pertanian selama masa panen. Pasalnya, mereka belum melakukan latihan skala besar di dekat perbatasan setelah latihan musim panas.

Baca Juga: Korut Sebut Badan Nuklir PBB sebagai Corong AS

2. Korsel akan tingkatkan kemampuan militernya untuk hadapi ancaman Korut

Kementerian sendiri berjanji untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negaranya untuk menghadapi ancaman Korea Utara. Mereka berencana untuk menyelesaikan pengembangan eksplorasi sistem pertahanan rudal ketinggian rendah, yang dirancang untuk mencegat peluru artileri Korea Utara, pada Agustus tahun depan.

Kementerian tersebut menguraikan upaya mereka untuk memperkuat latihan militer gabungan dengan AS, seperti mengadakan latihan reguler Freedom Shield selama 11 hari berturut-turut pada Maret mendatang.

Selain itu, sekutu juga berencana untuk mengembangkan latihan reguler Ulchi Freedom Shield pada paruh kedua tahun ini sehingga dapat dilaksanakan berdasarkan skenario serangan nuklir Korea Utara, tambahnya.

3. Korut diduga lakukan kerja sama militer dengan Rusia

Bulan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi Rusia untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin. Hal ini lantas menuai kekhawatiran, terutama bagi Korea Selatan dan AS, tentang kemungkinan kesepakatan senjata antara kedua negara.

Para ahli mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan akan membantu memasok amunisi untuk perang Rusia di Ukraina dengan imbalan transfer teknologi senjata dari Moskow.

Korea Utara sebelumnya telah berjanji untuk mengembangkan satelit mata-mata militer, begitu juga dengan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat dan kapal selam bertenaga nuklir. 

Baca Juga: Korut Tetapkan Pengembangan Nuklir Jadi Konstitusi Negara

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya