Seoul, IDN Times - Gerah atas perilaku anggota keluarga pemilik Korean Air, sekitar 500 orang melakukan protes dengan aksi menyalakan lilin di Seoul, hari Jumat (4/5/2018) kemarin.
Hal ini menyusul berita tindakan dari anak perempuan Cho Yang-ho, pemilik Hanjin Group yang menjadi induk dari Korean Air, yaitu Cho Hyun-min, dituduh melemparkan minuman kepada seorang karyawan perusahaan iklan dalam sebuah pertemuan karena tidak puas dengan kinerjanya.
Atas tindakannya ini pihak kepolisian Seoul sudah meminta diterbitkannya surat perintah penahanan kepada dirinya, demikian dilansir dari Strait Times.
Kasus ini juga memicu pengakuan yang menggemparkan dari para karyawan dan pihak lainnya atas perilaku buruk istri dari Cho Yang-ho, yaitu Lee Myung-hee, yang melakukan pelecehan baik secara verbal maupun fisik kepada mereka selama bertahun-tahun.
Sebelumnya kasus yang paling menggemparkan adalah tindakan anak perempuan lainnya dari pemilik Korean Air ini, yaitu Cho Hyun-ah, yang memaksa pesawat Korean Air dari New York menuju Seoul balik ke terminal atas penyajian kacang macadamia.
Berbagai kasus inilah yang memunculkan kemarahan publik. Khususnya dari para pegawai dan mantan pegawai Korean Air yang didampingi oleh anggota keluarga serta kenalan mereka melakukan aksi damai, dengan menyalakan lilin yang berlangsung di Seoul Pusat hari Jumat jam 7 malam kemarin, demikian dilansir dari Yonhap.
Banyak di antara peserta mengenakan baju tradisional Korea Selatan serta mengenakan topeng atau kaca mata hitam untuk menutupi identitas mereka, sambil meneriakkan kalimat seperti "Keluarga Cho harus dicopot dari manajemen" dan 'Mari selamatkan Korean Air."
Aksi damai ini dipimpin oleh Park Chang-jin, awak kabin Korean Air yang dipaksa meninggalkan pesawat oleh Cho Hyun-ah saat terjadinya insiden kacang empat tahun lalu.
Menurut Park Chang-jin, aksi mereka bukan ditujukan untuk melakukan sabotase kepada perusahaan namun sebaliknya.
"Kami berkumpul di sini bukan untuk melakukan sabotase kepada Korean Air namun menjadikannya perusahaan yang dicintai oleh karyawan dan semua orang," demikian tegasnya sebagaimana dilansir dari Yonhap.
Meskipun bukan merupakan praktik yang biasa bagi karyawan perusahaan besar untuk melakukan demo atas atasannya dan keluarga pemilik, namun rupanya berbagai skandal yang melanda keluarga chaebol ini membuat mereka tidak tahan juga.