Ditutup Sejak 2014, Libya-Italia Buka Kembali Penerbangan Komersial

Akan ada penerbangan pulang pergi Tripoli dan Roma

Jakarta, IDN Times - Penerbangan komersial antara Libya dan Italia, yang berhenti beroperasi sejak 2014, kembali dimulai pada Sabtu (30/7/2023). Pada Juli, pemerintah Libya telah mengumumkan bahwa penerbangan dengan Italia akan dilanjutkan.

Uni Eropa (UE) telah melarang penerbangan maskapai Libya karena konflik di negara tersebut. Larangan itu membuat warga Libya yang ingin terbang ke Eropa harus transit melalui Tunisia, Turki, atau Mesir untuk melanjutkan penerbangan.

1. Dalam seminggu ada dua hari penerbangan

Ditutup Sejak 2014, Libya-Italia Buka Kembali Penerbangan KomersialIlustrasi pesawat yang sedang terbang. (Unsplash.com/Donna White)

Dilansir Associated Press, otoritas bandara Libya mengatakan penerbangan kembali dimulai oleh maskapai Libya Medsky Airways, dengan nomor penerbangan MT522. Pesawat itu berangkat dari Bandara Internasional Mitiga di Tripoli menuju Bandara Leonardo da Vinci-Fiumicino Roma.

Hamdi al-Zanad, kepala maskapai, mengatakan ada 25 penumpang dalam penerbangan itu. Maskapai itu diluncurkan pada 2022 setelah Malta mengumumkan akan mengizinkan penerbangan ke/dari Libya.

Bandara Internasional Mitiga mengatakan, penerbangan pulang dijadwalkan mendarat di Tripoli pada Sabtu sore. Bandara itu mengumumkan bahwa pada Rabu dan Sabtu akan ada penerbangan pulang pergi antara Tripoli dan Roma.

"Memulai kembali penerbangan adalah bagian dari upaya intensif pemerintah untuk mencabut larangan Eropa terhadap penerbangan sipil Libya," kata pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli, yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca Juga: Banjir Libya Renggut Ribuan Nyawa, Warga Kecewa Bakar Rumah Wali Kota

2. Italia telah mencabut embargo udara

Pada awal Juli, Abdelhamid Dbeibah, perdana menteri pemerintahan yang berbasis di Tripoli, mengumumkan keputusan Italia untuk mencabut larangan penerbangan.

"Pemerintah Italia memberitahu tentang keputusannya untuk mencabut embargo udara yang dikenakan pada penerbangan sipil Libya selama 10 tahun," kata Dbeibah, dikutip dari France 24.

Pengumuman itu muncul setelah Dbeibah kembali ke Libya dari acara konferensi tentang migrasi di Roma pada Juli, dengan menggunakan penerbangan carteran dari maskapai penerbangan komersial.

Italia, bekas kekuasaan kolonial Libya, dan negara kepulauan Mediterania, Malta, menjadi negara Eropa yang telah melanjutkan penerbangan dengan Libya.

3. Libya telah mengalami kekacauan sejak 2011

Ditutup Sejak 2014, Libya-Italia Buka Kembali Penerbangan KomersialIlustrasi bendera Libya. (Pixabay.com/jorono)

Libya, yang merupakan negara kaya minyak di Afrika Utara, telah terjeremus ke dalam kekacauan sejak 2011. Negara itu mengalami pemberontakan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang berhasil menggulingkan dan membunuh pemimpin Moammar Gadhafi.

Kekacauan itu membuat Italia dan negara-negara Barat lainnya menangguhkan penerbangan. Bandara di Tripoli saat itu hancur setelah koalisi milisi yang sebagian besar disebut Fajr Libya merebut Tripoli setelah pertempuran berminggu-minggu.

Kekacauan yang terjadi membuat pemerintahan di Libya terpecah menjadi pemerintahan yang saling bersaing di timur dan barat, yang masing-masing didukung oleh milisi dan pemerintah asing.

Di tengah kekacauan tersebut, Libya memiliki penerbangan langsung ke tujuan terbatas, termasuk kota-kota di negara tetangga Mesir dan Tunisia, serta negara-negara Timur Tengah lainnya, seperti Yordania.

Baca Juga: Italia Kritik Jerman karena Danai Kelompok Amal bagi Migran 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya