Ingin Gabung Uni Eropa, Serbia Tidak Akan Menyanksi Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, pada Minggu (20/10/2024), mengatakan tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Ia pun menyatakan terima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas suplai gas alam ke negaranya dan berniat meningkatkan hubungan baik Rusia-Serbia.
Pada awal September, Vucic sempat menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan spesial dengan Presiden Putin. Ia menyebut Serbia masih berkomitmen kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE) dan tidak akan menjadi virus trojan di dalam blok tersebut.
1. Berbicara dengan Putin untuk pertama kali dalam 2,5 tahun
Pernyataan Vucic disampaikan setelah kedua pemimpin berbicara melalui sambungan telepon. Perbincangan keduanya menjadi yang pertama kalinya sejak terakhir kali dilakukan pada Mei 2022.
Melansir dari Tass, Vucic mengatakan bahwa kedua negara memiliki hubungan baik karena memiliki kemiripan dalam bidang spiritual, budaya, dan sejarah.
"Perbincangan kami cukup lama untuk memperkuat hubungan dan kepercayaan antara Rusia dan Serbia. Kami sudah berbicara satu sama lain sebagai teman lama. Kami juga membicarakan mengenai pemimpin pro-Barat," terangnya.
Ia mengatakan bahwa jika dirinya pergi ke Kazan, maka arah Serbia untuk bergabung dengan UE akan terganjal. Di sisi lain, Serbia dianggap telah mengkhianati Rusia karena ingin bergabung dengan UE.
2. Vucic rayakan Hari Pembebasan Belgrade ke-80
Pada hari yang sama, Vucic memimpin peringatan Hari Pembebasan Belgrade dari Nazi Jerman yang ke-80 tahun. Peringatan tersebut dilakukan dengan menaruh karangan bunga di Monumen Pahlawan Avala pada pagi hari.
Melansir dari N1, Putin sudah mengucapkan selamat kepada Vucic terkait keberhasilan kedua negara dalam mengusir musuh bersama. Ia pun mengapresiasi sejarah panjang dan persaudaraan Rusia-Serbia.
Ia mengakui bahwa ribuan tentara Uni Soviet tewas di Serbia selama Perang Dunia II. Presiden Rusia itu juga berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Serbia yang bersedia mengenang perjuangan tentaranya.
Pertempuran di Belgrade tersebut diketahui melibatkan 3 ribu pejuang Partisan Yugoslavia dan sekitar 1.000 tentara Soviet. Pasukan gabungan tersebut berhasil membebaskan ibu kota Serbia itu dari pendudukan Nazi Jerman.
3. Warga Serbia demo tolak pembukaan tambang lithium
Pada Sabtu (19/10/2024), ratusan aktivis lingkungan di Serbia dan warga lokal di Cacak melakukan demonstrasi menolak pembukaan tambang lithium. Mereka memblokir jalan utama yang menghubungkan Gornje Nedeljice.
Demonstrasi digerakkan oleh Alliance of Environmental Organizations of Serbia (SEOS). Mereka akan menggerakkan aksi serupa di seluruh negara Balkan untuk memprotes pembukaan tambang.
"Ini hanyalah sebuah awal dari blokade yang akan terjadi di seluruh Serbia. Masalah yang kami hadapi di sini adalah masalah dari seluruh warga Serbia, tidak hanya dari area kami saja," terang pengorganisir protes, Zlatko Kokanovic, dilansir RFE/RL.