Jadi Presiden PUIC, Indonesia Serukan Gencatan Senjata Gaza

Intinya sih...
- Indonesia resmi jadi Presiden PUIC, menggantikan Pantai Gading.
- Ketua DPR RI, Puan Maharani, memimpin Sidang Paripurna Konferensi Parlemen Negara-Negara Anggota OKI ke-19 yang membahas konflik di Gaza dan Nigeria, dampak perubahan iklim, dan ketimpangan ekonomi.
Jakarta, IDN Times - Indonesia resmi jadi Presiden PUIC selanjutnya. Keketuaan ini diserahkan dari Pantai Gading.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menerima penyerahan presidensi ini. Dia juga langsung memimpin Sidang Paripurna Konferensi Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19. Sidang ini dihadiri oleh perwakilan dari 37 negara anggota OKI.
Puan didampingi oleh Sekretaris Jenderal PUIC Mouhamed Khouraichi Niass pada saat membuka sidang. Selain itu, ada juga perwakilan dari negara Pantai Gading, yakni Presiden Parlemen, Adama Bictogo.
Sidang ini menetapkan sejumlah perwakilan dari berbagai kawasan dunia dalam struktur PUIC. Dari kelompok negara Afrika, terpilih Uganda. Sementara dari negara-negara Arab ada Libya ditunjuk sebagai wakil.
Indonesia sendiri turut berperan sebagai tuan rumah sekaligus anggota aktif dalam pembahasan sidang ini.
1. Isu utama konflik di Gaza
Fokus PUIC ke-19 kali ini termasuk konflik di Gaza dan Nigeria, dampak perubahan iklim dan ketimpangan ekonomi. Krisis kepercayaan publik terhadap institusi negara juga masuk dalam pembahasan utama.
Konferensi PUIC ke-19 sendiri telah berlangsung sejak 12 Mei 2025. Sejumlah pertemuan penting, termasuk Rapat Parlemen Perempuan Muslim yang membahas peran strategis perempuan dalam penyelesaian konflik dan pembangunan.
Dalam kesempatan ini, Bictogo mengatakan, konflik di Timur Tengah antara Palestina dan Israel memiliki konsekuensi sangat besar.
"Kita akan bersama-sama memberikan respons karena kita bertanggung jawab dan berpartisipasi untuk mengadvokasikan gencatan senjata ke banyak negara," seru dia dalam pidatonya.
Menurut dia, tak boleh berhenti tak hanya untuk gencatan senjata saja, tetapi juga untuk penyerahan bantuan kemanusiaan lewat berbagai koridor.
2. Indonesia berkomitmen terus perjuangkan kemerdekaan Palestina
Dalam pidatonya, Puan mengatakan, Indonesia akan terus berkomitmen dalam memperkuat parlemen negara OKI dalam membangun peradaban dunia.
"Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Penyelesaian konflik Palestina harus ditempuh melalui solusi yang adil," tegas dia.
Menurut Puan, penyelesaian konflik Palestina harus ditempuh melalui solusi yang adil dan memperkuat kerja sama antarnegara Islam.
"Indonesia akan terus mendukung upaya yang menekankan dialog konstruktif antara para pemangku kepentingan dan mengadvokasi pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan perbatasan yang diakui secara internasional," ucap Puan.
3. Sidang PUIC ke-19 jadi wadah penguatan diplomasi
Puan menuturkan, lewat PUIC, Indonesia mengajak negara anggota OKI menegaskan posisi dan legitimasi politiknya di panggung internasional. Dia ingin menjadikan sidang ini sebagai wadah untuk memperkuat diplomasi dan meningkatkan kolaborasi lintas negara di berbagai bidang.
"Dengan demikian, konferensi PUIC tidak hanya menjadi tempat diskusi tetapi juga sebagai mekanisme untuk mencapai konsensus dan kebijakan bersama yang mendukung stabilitas dan kemajuan di dunia Islam dan secara global," ucap dia.