WHO: Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih Ringan

WHO menyebut Omicron pengaruhi saluran pernapasan atas

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan banyak bukti menunjukkan COVID-19 varian Omicron menyebabkan gejala lebih ringan dibanding varian sebelumnya. Sebab, Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud menyebut Omicron mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas.

"Kami menemukan lebih banyak studi yang memperlihatkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Berbeda dari yang lain, yang dapat menyebabkan pneumonia parah," kata Mahamud dikutip dari ANTARA, Selasa (4/1/2021).

Akan tetapi, Mahamud mengingatkan pernyataan penurunan risiko akibat Omicron mencakup studi di Afrika Selatan, yang banyak populasi muda.

1. Omicron bisa jadi varian yang mendominasi

WHO: Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih RinganBendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Mahamud juga mengingatkan cepatnya penularan COVID-19 varian Omicron, Hal tersebut, kata dia, menandakan varian tersebut bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan di banyak tempat.

Penyebaran Omicron menurutnya dapat menjadi ancaman bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya tetap tidak bersedia divaksinasi.

Baca Juga: Duh! Kasus Omicron di Indonesia Naik Lagi, Jadi 254

2. Sudah ada 254 kasus Omicron di Indonesia

WHO: Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih RinganDir. Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor & Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. (Twitter/@BNPB_Indonesia).

Sementara itu, pada Selasa (4/1/2021), Kementerian Kesehatan menyatakan sudah ada 254 kasus Omicron di Indonesia. Jumlah itu bertambah 92 kasus dari data hari sebelumnya.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, merinci 254 kasus Omicron itu terdiri dari 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (kasus impor) dan 15 kasus transmisi lokal.

"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen),” kata Nadia dalam keterangan tertulisnya.

3. Omicron lebih cepat menular dibandingkan Delta

WHO: Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih RinganIlustrasi Kronologi Penemuan Kasus Pertama Omicron di Indonesia/IDN Times Aditya

Nadia juga mengingatkan Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.

Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Baca Juga: Omicron Merebak, Bagaimana Nasib PTM 100 Persen di Jakarta?

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya