Menlu Retno: Negara Asia-Afrika Harus Erat Kerja Sama

06 Jun 2024, 11:40 WIB

Sonya Michaella

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (Dok. Kemlu RI)

Intinya sih...

Kemlu RI menggelar diskusi "Road to Platinum Jubilee" KAA.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama Asia-Afrika dalam situasi dunia saat ini.
Retno menyampaikan tiga hal untuk menyuburkan kerja sama Asia-Afrika, salah satunya adalah memastikan keadilan dan kemanusiaan global.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan pada tahun 1955 turut berkontribusi mendorong dekolonisasi dan memajukan kerja sama negara-negara di Asia dan Afrika. Menjelang peringatan ke-70 KAA tahun depan, Kementerian Luar Negeri RI menggelar diskusi bertajuk “Road to Platinum Jubilee” di Jakarta.

Diskusi ini mengambil tema “Asia Afrika yang Kita Inginkan: Memberdayakan Global South berbekal Spirit Bandung. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam sambutannya menyampaikan di tengah situasi dunia saat ini, kerja sama antar-negara Asia dan Afrika sangat diperlukan.

“Saat ini dunia menghadapi marabahaya. Rasa saling percaya luntur, penghormatan terhadap kedaulatan dan hukum internasional menurun, dan resolusi damai untuk berbagai konflik seperti yang terjadi di Gaza belum tampak hasilnya. Kerja sama antara Asia dan Afrika sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan dan membangun masa depan yang damai,” kata Retno, dalam keterangannya, Kamis (6/6/2024).

1. Angkat soal situasi Palestina

ilustrasi (Pixabay.com/hosnysalah)

Melalui KAA, para pendiri bangsa telah menanamkan “benih” kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam Spirit Bandung. Sekarang “benih” tersebut telah berkembang menjadi “pohon”.

Retno menyampaikan tiga hal untuk menyuburkan “pohon” kerja sama Asia-Afrika tersebut salah satunya adalah memastikan “akar” keadilan dan kemanusiaan global. Keadilan dan kemanusiaan saat ini hilang bagi rakyat Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel.

“Ada satu utang yang belum kita bayar, yaitu kemerdekaan Palestina. Indonesia akan terus lakukan berbagai upaya untuk membantu rakyat Palestina, termasuk melalui Mahkamah Internasional, OKI, dan PBB, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan melalui UNWRA,” ucap Retno.

2. Tekankan soal inklusivitas

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (Dok. Kemlu RI)

Lalu, Retno juga menekankan soal meningkatkan “batang” inklusivitas. Tantangan-tantangan global tidak dapat diatasi jika negara-negara besar hanya peduli kepentingan pribadi dan dunia masih terbelah antara Utara dan Selatan.

Spirit Bandung dapat memberikan arah untuk kerja sama yang lebih adil dan penguatan multilateralisme.

“Platinum jubilee tahun depan harus jadi pengingat bahwa inklusivitas harus jadi DNA kerja sama kita,” ungkap dia.

3. Hak pembangunan Global South

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (dok. Youtube Fisipol UGM)

Retno juga menekankan terkait menumbuhkan “cabang” solidaritas dalam menjaga hak atas pembangunan. Global South harus dapat mendorong solidaritas dalam memajukan hak atas pembangunan guna mencapai lompatan kemakmuran, termasuk melalui hilirisasi.

“Kita harus menjaga ‘pohon’ kerja sama Asia-Afrika sebagai tumpuan untuk masa depan kita,” kata Retno.

Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh kalangan pemerintah, diplomatik, akademisi, jurnalis, dan pemuda. Di antara yang dibahas adalah mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh negara-negara Asia dan Afrika dan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.