Militer Rusia Tarik Mundur Pasukan, AS dan Ukraina Terus Waspada

Kiev, IDN Times - Pemerintah Ukraina dan Amerika Serikat pada hari Jumat (23/04/2021), menyatakan bahwa mereka akan terus waspada dan mengawasi proses penarikan mundur pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina, termasuk Semenanjung Krimea.
Pernyataan tersebut disampaikan kedua negara setelah pada hari Kamis (22/04/2021), Kementerian Pertahanan Federasi Rusia mengumumkan selesainya latihan militer di Krimea dan perbatasan Rusia dengan Ukraina Timur sehingga proses penarikan mundur mulai dilaksanakan, seperti yang dilansir Reuters.
1. AS cap keputusan Rusia masih terlalu dini untuk diambil kesimpulan
Sebagai salah satu negara paling berpengaruh di dunia, Amerika Serikat sangat mengawasi seluruh perkembangan yang terjadi di Ukraina. Dikutip dari Reuters, menurut salah satu pejabat Kementerian Pertahanan AS, Washington menilai keputusan Rusia yang baru saja memulai penarikan mundur pasukannya sejak hari Kamis (22/04/2021), masih terlalu awal dan diperlukan pengamatan lebih lanjut sebelum ada respon dari AS.
Pemerintah AS memprotes dan sangat menyayangkan aksi Rusia yang menggelar latihan militer besar-besaran tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian internasional. Moskow sebelumnya dalam dua minggu terakhir mengirim sekitar ratusan ribu prajurit ke perbatasannya dengan Ukraina tanpa penjelasan yang jelas sehingga sangat dikhawatirkan dapat menyebabkan perang terbuka dengan Kiev.
2. Ribuan Prajurit Rusia mulai ditarik mundur dari Krimea
Alutsista tempur dan Prajurit Rusia terlihat mulai meninggalkan Semenanjung Krimea dalam jumlah besar. Sesuai dengan pernyataan Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, seluruh Pasukan Rusia yang berada di Krimea dan perbatasan Rusia-Ukraina telah menyelesaikan latihan tempur dan akan dipulangkan ke markasnya masing-masing dimulai dari tanggal 22 April hingga 1 Mei 2021, dilansir dari CNN.
Semenanjung Krimea yang sekarang merupakan bagian dari Wilayah Federasi Rusia setelah dianeksasi di tahun 2014, menjadi salah satu daerah paling termiliterisasi di Rusia. Puluhan ribu prajurit terus ditugaskan Militer Rusia untuk menjaga keamanan semanjung kecil tersebut karena lokasinya yang sangat strategis demi memperlancar kepentingan Kremlin di Laut Hitam.
3. Penarikan Pasukan Rusia tidak menyelesaikan masalah
Ukraina terus memonitor seluruh pergerakan Militer Rusia yang mulai menarik diri dalam skala besar dari perbatasan Rusia-Ukraina. Dilaporkan Reuters, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyatakan bahwa Ukraina mengapresiasi aksi Rusia, namun ia menegaskan bahwa penarikan pasukan saja yang dilakukan Moskow tidak akan bisa menyelesaikan masalah ataupun konflik di Ukraina Timur.
Keterlibatan Rusia dalam Perang Saudara Ukraina di Ukraina Timur sejak tahun 2014 selalu membuat Kiev khawatir terhadap ekspansi baru yang akan dilakukan Rusia untuk memperluas wilayahnya. Dikarenakan kekhawatiran tersebut, Pemerintah Ukraina terus mendesak Rusia agar meninggalkan ambisinya untuk mempengaruhi Ukraina dan meminta negara-negara barat, secara khusus NATO, agar mengambil langkah efektif guna melindungi Ukraina dari ancaman agresi lanjutan dari Rusia.