Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Twitter.com/Armée de Terre)

Jakarta, IDN Times - Rancangan Undang-undang (RUU) peningkatan anggaran militer Prancis, disetujui pemerintah pada Selasa (4/3/2023). Dalam RUU tersebut, anggaran militer Prancis dalam tujuh tahun ke depan diperkirakan memakan 413 miliar euro atau sekitar Rp6.750 triliun.

RUU disebut French military programming bill (LPM) untuk periode 2024-2030. Itu akan menjadi belanja militer terbesar Prancis dalam lebih dari 50 tahun. Beberapa alasan peningkatan anggaran itu, disebut karena ancaman terorisme, perang di Ukraina, militerisasi ruang angkasa dan peningkatan serangan dunia maya.

1. Dorongan untuk jadi kekuatan militer utama dunia

Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu (Twitter.com/Sébastien Lecornu)

RUU peningkatan anggaran militer Prancis, awalnya didorong oleh Presiden Emmanuel Macron. Secara khusus, dalam RUU itu bertujuan memodernisasi persenjataan Prancis, khususnya untuk nuklir.

Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, mengatakan dorongan politik, anggaran, militer dan teknologi yang ada, merupakan dorongan besar yang sebanding pada 1960-an. Saat itu Prancis mulai mengembangkan senjata nuklir dan menjadi salah satu negara kekuatan militer utama di dunia, kutip Associated Press.

Dengan perkiraan akan membelanjakan Rp6.750 triliun untuk tujuh tahun ke depan, itu mengalami kenaikan lebih dari sepertiga dibandingkan dengan kerangka waktu sebelumnya.

Rencana pengeluaran militer Paris juga akan meningkatkan kapasitas produksi senjata, guna memberi bantuan ke Ukraina dan memasok militer Prancis sendiri secara memadai.

"Masalah yang sayangnya kami temukan kembali dengan perang di Ukraina adalah masalah stok amunisi. Kami akan membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk meningkatkan semua infrastruktur dan peralatan militer kami," kata Lecornu.

2. Jumlah kenaikan anggaran tidak termasuk bantuan militer Prancis ke Ukraina

RUU LPM telah disampaikan kepada Dewan Menteri pada Selasa. LPM itu harus diadopsi sebelum 14 Juli tahun ini. Dalam keterangannya, Lecornu mengatakan bahwa peningkatan anggaran itu tentang bertahan di klub negara-negara yang mampu melindungi diri mereka sendiri.

Dilansir RFI, Lecornu mengutip beberapa ancaman bagi Prancis, termasuk terorisme, perang di Ukraina, militerisasi ruang angkasa dan peningkatan kecanggihan serangan dunia maya.

Meski begitu, Lecornu menjelaskan bahwa bantuan militer Prancis ke Ukraina tidak termasuk dalam jumlah tersebut.

Menteri Pertahanan menegaskan, Paris akan menawarkan dukungan di dua front utama, yaitu membantu tentara Ukraina melakukan serangan balik yang efektif dan membantu pertahanan darat-ke-udara untuk melindungi kota-kota Ukraina.

3. Meski anggaran meningkat tajam, tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi seperti rencana

Jet tempur Rafale (Twitter.com/Dassault Aviation)

Perkiraan kenaikan anggaran Rp6.750 triliun itu, belum semua kebutuhan yang direncanakan Prancis akan terpenuhi. Lecornu menjelaskan, beberapa persenjataan kemungkinan tidak akan tiba dalam jumlah yang diharapkan pada 2030.

Program kendaraan lapis baja Scorpion mungkin tidak terlaksana sepenuhnya. Dilansir Euro News, program pengadaan kendaraan lapis baja Jaguar rencananya 300 unit, tapi mungkin hanya akan ada sekitar 100 unit lebih sedikit. Ini juga berdampak pada kendaraan lapis baja Griffon dan Seval yang akan ditunda.

Untuk pesawat tempur, 42 Rafale yang rencana akan dikirim antara 2027 dan 2030 telah ditunda hingga tahun 2032. Target awal, angkatan udara Prancis akan memiliki 185 pesawat tempur tersebut, tapi pada 2030 mungkin hanya 137.

Sebaliknya, peningkatan konflik antariksa membuat Paris akan membiayai studi tentang intelijen satelit Celeste dan meneruskan program satelit Yoda. Paris juga akan meningkatkan produksi amunisi dan artileri Cesar, serta penggantian peluncur roket dengan HIMAR buatan Amerika. Namun belum ada keputusan untuk hal tersebut.

Program yang masih dipertahankan lainnya adalah pencegahan nuklir dan jadwal pengiriman kapal induk generasi berikutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team