Azerbaijan-Armenia Sepakati Pertukaran Tawanan Perang

Kedua negara berniat tandatangani perjanjian damai

Jakarta, IDN Times - Azerbaijan dan Armenia telah menyepakati melakukan pertukaran tawanan perang. Kedua negara mengambil upaya menuju normalisasi hubungan. Hal itu diumumkan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Kamis (7/12/2023).

Bahkan, Azerbaijan dan Armenia berupaya untuk menandatangani perjanjian perdamaian yang dipuji oleh Uni Eropa (UE). Hal itu jadi indikasi menuju perdamaian yang lebih besar di wilayah yang telah lama bermasalah.

September lalu, Baku melancarkan kampanye militer kilat di Nagorno-Karabakh. Serangan itu mendorong keluar sekitar 120 ribu penduduk etnis Armenia yang berada di wilayah tersebut selama tiga dekade.

Baca Juga: Jerman Desak Azerbaijan-Armenia Kembali Gelar Pembicaraan Damai

1. Penghormatan prinsip kedaulatan dan integritas wilayah

Azerbaijan-Armenia Sepakati Pertukaran Tawanan Perangilustrasi bendera Azerbaijan (Unsplash.com/Hikmat Gafarzada)

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. Tapi wilayah itu ditinggali etnis Armenia sejak tahun 1990-an. Sengketa wilayah telah memicu beberapa kali perang dan membuat Azerbaijan-Armenia jadi musuh bebuyutan.

Pada Kamis, kedua belah pihak sepakat untuk melangkah mencapai perdamaian.

"Kedua negara menegaskan kembali niat mereka untuk menormalisasi hubungan dan mencapai perjanjian damai berdasarkan penghormatan terhadap prinsip kedaulatan dan integritas wilayah," kata pernyataan bersama, dikutip dari France24.

Sebagai langkah awal, Baku akan membebaskan 32 orang tawanan perang. Sementara Yerevan akan membebaskan dua prajurit Azerbaijan.

2. Armenia dukung Azerbaijan jadi tuan rumah COP29

Pemerintahan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan kantor Perdana Menteri Armenia Nikhol Pashinyan berupaya saling membangun kepercayaan lebih lanjut. Mereka juga berniat menandatangani perjanjian damai.

Dilansir VOA News, perjanjian diharapakan akan ditandatangani kedua negara pada awal bulan ini.

Indikasi perbaikan hubungan itu telah muncul ketika Armenia mencabut penolakannya terhadap niat Azerbaijan yang ingin jadi tuan rumah konferensi iklim PBB COP29 tahun depan.

"Republik Armenia mendukung upaya Republik Azerbaijan untuk menjadi tuan rumah COP29 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, dengan menarik pencalonannya sendiri," katanya.

Baca Juga: Hadapi Azerbaijan, Armenia Gabung Pengadilan Kriminal Internasional

3. Presiden Dewan Eropa puji langkah kedua negara

Normalisasi hubungan Baku dan Yerevan dipuji oleh Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Dia mengatakan bahwa hal itu merupakan terobosan besar.

Dilansir Deutsche Welle, dia secara khusus menyambut baik perjanjian untuk membebaskan tawanan dan membuat pembukaan dialog politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Michel juga meminta Azerbaijan dan Armenia menyelesaikan perjanjian damai secepatnya.

Amerika Serikat (AS) juga menyambut baik keputusan tersebut. Menteri Luar Negeri Antony Blinken bahkan menawarkan jadi tuan rumah pertemuan Menteri Luar Negeri kedua negara. Kementerian Luar Negeri Armenia merespon positif tawaran tersebut.

Baca Juga: Azerbaijan Tuduh Prancis Memancing Perang Baru di Wilayah Kaukasus

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya