Libya Memanas usai Serangan Pemberontak Chad di Perbatasan

LNA tak izinkan kelompok asing gunakan wilayahnya

Jakarta, IDN Times - Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar, melancarkan serangan terhadap markas pemberontak Chad di gurun selatan perbatasan pada Jumat (25/8/2023). Libya yang didera konflik, memicu para pemimpin yang bersaing menjalin aliansi termasuk dengan pemberontak negara tetangga Chad dan Sudan.

Menurut laporan, LNA membombardir posisi pemberontak Chad. Kepala pers LNA Khalifa al-Obeidi, mengatakan salah satu targetnya di Umm al-Araneb di distrik Murzuq. Di tempat itu, lebih dari 2 ribu perumahan sedang dibangun tapi dirampas pemberontak.

Baca Juga: Korban Tewas Bentrokan di Libya Bertambah Jadi 55 Orang

1. Putra Haftar mengawasi langsung operasi serangan

Libya Memanas usai Serangan Pemberontak Chad di Perbatasanilustrasi kendaraan militer (Pexels.com/Attila Szente)

Secara umum, Libya terbagi menjadi dua yakni Libya Barat dan Libya Timur yang saling bersaing. Konflik terjadi sejak Muammar Gaddafi digulingkan lebih dari satu dekade lalu.

Dilansir Barrons, Libya Timur dengan LNA-nya, melancarkan serangan terhadap markas besar pemberontak Chad di bagian selatan negara tersebut. Mereka membombardir target dan melanjutkan dengan serangan udara.

Saddam Haftar, putra Khalifa Haftar, mengepalai pasukan darat LNA. Dia dikabarkan berada di perbatasan Chad untuk mengawasi operasi tersebut dan membersihkan wilayah itu dari kelompok bersenjata.

Baca Juga: Libya Penjarakan 38 Orang di Kasus Perdagangan Manusia, 4 Seumur Hidup

2. LNA tak izinkan kelompok pemberontak gunakan wilayah Libya

Konflik di Libya membuat faksi yang bersaing mencari sekutu, termasuk pemberontak di Chad dan Sudan. Juru bicara Haftar, Ahmad al-Mesmari, bersumpah bahwa LNA tidak akan mengizinkan faksi bersenjata menggunakan wilayah Libya untuk melancarkan serangan terhadap negara-negara tetangga.

Dilansir Al Jazeera, LNA tidak memberi rincian faksi bersenjata Chad mana yang jadi sasaran. Sejumlah kelompok pemberontak telah beroperasi di pegunungan Tibesti yang melintasi perbatasan dua negara.

Pekan ini, Presiden Chad Mahamat Idriss Deby mengatakan telah memerangi kelompok pemberontak FACT (Chadian Front for Change and Concord). Kelompok itu bermarkas di Libya.

FACT sendiri pernah bersekutu devgan LNA yang terlibat dalam perang saudara Libya. Akan tetapi, kedua kelompok itu berada di pihak berlawanan dalam perang dua tahun lalu ketika ayah Idriss Deby terbunuh.

3. Operasi mengamankan perbatasan

Libya Memanas usai Serangan Pemberontak Chad di Perbatasanilustrasi (Pixabay.com/1681551)

Unit pers LNA mengatakan telah mengusir anggota pemberontakh Chad dan keluarga mereka dari daerah pemukiman yang mereka gunakan. Wilayah itu berada di kota gurun sekitar 300 kilometer perbatasan dengan Chad, lapor Reuters.

Tujuan operasi yang dilakukan LNA, disebut untuk mengamankan perbatasan mereka dengan negara tetangga.

Libya yang kini terpecah, hanya memiliki sedikit keamanan internal sejak Gaddafi dilengserkan pada 2011 dengan dukungan NATO. Libya Barat dipimpin Abdelhamid Dbeibah yang didukung PBB, Turki, Qatar dan Italia. Libya Timur dipimpin Khalifa Haftar yang membantu Gaddafi, kini didukung Mesir, Prancis, Uni Emirat Arab (UEA), dan Rusia.

Perbatasan gurun selatan Libya sendiri telah menjadi jalur transit, baik bagi pemberontak atau jaringan perdagangan manusia.

Baca Juga: Penjaga Perbatasan Libya Temukan 80 Migran Telantar di Padang Pasir

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya