Mesir-Ethiopia Gagal Capai Kesepakatan Masalah Bendungan GERD
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir mengatakan perundingan terkait masalah Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) telah gagal. Hal itu karena Ethiopia melakukan penolakan terhadap berbagai jenis kompromi.
Perundingan dilakukan selama tiga hari dan berakhir pada Selasa (20/12/2023), di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia. GERD sendiri merupakan proyek bendungan raksasa kontroversial yang berada di hulu sungai Nil.
Baca Juga: PBB: 183 Orang Tewas Akibat Konflik Ethiopia Sepanjang Juli 2023
1. Mesir dan Ethiopia saling menyalahkan
Sejak proyek GERD dimulai, hal itu telah menimbulkan sengketa antara Ethiopia, Mesir dan Sudan. Bendungan dikhawatirkan akan berdampak buruk pada perairan dan pasokan irigasi di hilir yang mengalir ke Sudan dan Mesir.
Dilansir Associated Press, Kairo menginginkan ada kesepakatan pengaturan air yang dialirkan ke hilir sungai dari GERD. Perundingan telah dilakukan dalam beberapa kali putaran, namun belum menemukan titik temu.
"Ethiopia melakukan penolakan terus-menerus terhadap tawaran kompromi," kata Mesir.
Sedangkan Addis Ababa di sisi lain menuduh Kairo menghalangi jalannya konsensus.
2. Mesir akan memantau ketat pengisian dan pengoperasian GERD
Mesir menekankan akan memantau secara ketat pengisian dan pengoperasian bendungan GERD setelah gagalnya perundingan.
Editor’s picks
Dilansir Anadolu, Kairo mengatakan pihaknya memiliki hak sesuai dengan piagam dan kesepakatan internasional untuk mempertahankan air dan keamanan nasionalnya jika ada bahaya.
Sementara ini belum ada komentar dari Ethiopia dan Sudan mengenai pernyataan Mesir.
Ketiga negara yang terlibat permasalahan tersebut, telah melakukan empat putaran perundingan. Perundingan ketiga pada April 2021 yang juga gagal, ditengahi oleh Uni Afrika.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Kunjungi Mesir, Bahas Upaya Gencatan Senjata?
3. Bendungan berada di hulu Sungai Nil
GERD adalah proyek yang bernilai sekitar 5 miliar dolar atau sekitar Rp78 triliun. Proyek mulai dibangun pada tahun 2011. Mesir dan Sudan mengatakan bendungan itu mengancam pasokan air mereka.
Posisi bendungan yang dibangun berada di Sungai Nil Biru, dekat perbatasan Sudan dan Mesir. Dilansir Africa News, aliran sungai tersebut bertemu dengan Sungai Nil Putih di ibu kota Sudan dan kemudian mengalir menuju Mesir.
September lalu, Addis Ababa mengatakan pihaknya telah menyelesaikan tahap akhir pengisian reservoir terakhir.
Bagi Ethiopia, GERD merupakan proyek strategis yang diperkirakan akan menghasilkan listrik lebih dari 6.000 megawatt. Selain itu, GERD juga akan difungsikan untuk mengalirkan irigasi bagi pertanian Ethiopia.
Addis Ababa bersikeras menyatakan akan terus mengeksploitasi sungai tersebut dengan atau tanpa perjanjian.
Baca Juga: Incar Akses ke Laut Merah, Ethiopia Pastikan Tidak Akan Perang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.