Pria Lebih Berperan Sebabkan Krisis Iklim Dibanding Wanita

 Ironisnya, wanita lebih terdampak krisis iklim

Stockholm, IDN Times - Krisis iklim adalah tema yang sangat penting dalam satu dekade terakhir. Para ahli lingkungan telah mengabarkan bahwa krisis iklim tersebut berdampak pada perubahan cuaca yang tidak menentu, yang dapat menimbulkan bencana serta kematian manusia.

Banjir besar di Jerman yang berdampak ke Belgia dan Belanda baru-baru ini juga disebut sebagai salah satu dampak dari krisis iklim. Bencana itu menyebabkan ratusan orang tewas.

Sedangkan kabar bencana alam memilukan terbaru datang dari provinsi Henan di China. Banjir besar melanda ibukota Zhengzhou, menewaskan 12 orang dan membuat ratusan ribu harus diungsikan ke tempat yang lebih aman. Banjir di Henan juga juga disebut karena dampak krisis iklim.

Ada fakta mengejutkan dari krisis iklim yang saat ini melanda bumi. Menurut penelitian dari sebuah perusahaan riset Ecoloop di Swedia, pria rupanya diketahui memiliki peran yang lebih besar dalam menyebabkan krisis iklim dibanding wanita. Riset itu diterbitkan dalam Journal for Industrial Ecology.

1. Pria menghabiskan uang untuk mobil dan daging

Krisis iklim telah menimbulkan banyak kerugian bagi manusia. Krisis iklim juga mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda. Wanita disebut lebih terdampak dalam kemiskinan energi karena krisis iklim tersebut. Oleh karena itu, kebijakan krisis iklim seharusnya juga mesti memandang gender.

Tim peneliti dari perusahaan riset Ecoloop Swedia yang dipimpin oleh Annika Carlsson Kanyama melakukan penelitian bagaimana seorang pria dan wanita lajang menghabiskan uang untuk berbelanja dan dampaknya dalam menghasilkan emisi.

Ada 217 produk dan layanan di Swedia yang sering dibeli oleh pria dan wanita. Dari produk serta layanan yang dibeli itu kemudian dianalisa; kelompok mana yang paling banyak menghasilkan emisi yang berefek terhadap krisis iklim.

Melansir laman The Guardian, hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa pria menghasilkan 16 persen lebih banyak emisi gas rumah kaca yang berdampak pada krisis iklim daripada wanita. Ini dikarenakan, pria cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk bahan bakar dan makan lebih banyak daging.

Annika Carlsson Kanyama menjelaskan "pengeluaran ini seperti yang Anda harapkan dalam stereotip gender: wanita menghabiskan lebih banyak uang untuk perawatan kesehatan, perabotan, membeli lebih banyak makanan, pakaian. Pria menghabiskan lebih banyak uang untuk makan di luar, alkohol dan tembakau, dan lebih banyak uang untuk mobil dan bahan bakar,” katanya.

2. Uang yang dikeluarkan oleh pria dan wanita hampir sama tapi menghasilkan efek gas rumah kaca yang berbeda

Baca Juga: Gagal Atasi Krisis Iklim, 5 Warga Polandia Gugat Pemerintah

Secara umum, penelitian yang dilakukan oleh Ecoloop tidak memasukkan bahan bakar untuk kendaraan kerja seperti taksi atau van yang digunakan oleh tukang pipa. Tapi penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika dalam satu keluarga memiliki satu mobil, pria lebih sering menggunakannya untuk pergi bekerja dan wanita lebih cenderung menggunakan transportasi umum.

Uang belanja yang dikeluarkan oleh pria dan wanita lajang yang menjadi objek penelitian Ecoloop cenderung hampir sama. Pria mengeluarkan uang hanya 2 persen lebih banyak dari wanita.

Melansir laman Vice, tapi dengan jumlah uang yang dibelanjakan hampir sama itu, hasil gas emisi rumah kaca yang dihasilkan sangat berbeda. Carlsson Kanyama mengatakan "jika pria menghabiskan uang dengan cara yang sama seperti wanita, emisi mereka tidak akan serupa," katanya.

Dalam penelitian tersebut, pria cenderung menghasilkan lebih banyak emisi karbon yang menyebabkan krisis iklim jika dibandingkan dengan wanita. Daging dan bahan bakar menjadi pemicunya.

Seorang profesor dan ahi biologi populasi di Universitas Oxford, Sir Charles Godfray menjelaskan kepada Carbon Brief, bahwa “produk dari hewan ruminansia (seperti) domba, sapi dan kerabatnya, hewan dengan empat perut, cenderung memiliki efek gas rumah kaca yang lebih besar. Sebagian karena pencernaan hewan ruminansia menghasilkan banyak metana."

Melansir laman Nature, Hans-Otto Portner, seorang ahli ekologi menjelaskan “akan bermanfaat, baik untuk iklim maupun kesehatan manusia, jika orang-orang di banyak negara kaya mengonsumsi lebih sedikit daging, dan jika politik akan menciptakan insentif yang sesuai untuk efek itu.”

3. Wanita lebih terdampak krisis iklim daripada pria

Pria Lebih Berperan Sebabkan Krisis Iklim Dibanding WanitaDampak krisis iklim terhadap wanita jauh lebih lebih besar dibandingkan pria. Ilustrasi (Pexels.com/Zen Chung)

Emisi karbon yang menghasilkan gas rumah kaca dan berdampak dalam krisis iklim telah diperingatkan oleh para ahli sejak bertahun-tahun yang lalu. Kini hampir semua orang di belahan dunia telah merasakan, bagaimana efek destruktifnya krisis iklim tersebut.

Di Amerika Serikat dan Kanada, gelombang panas telah membunuh sekitar seribu orang. Di Madagaskar, sungai-sungai mengering dan penduduk terancam kelaparan. Di Eropa barat, banjir bandang membunuh lebih dari seratus orang dan di China, ratusan ribu penduduk diungsikan karena banjir besar.

Melansir laman CNN, Merritt Turetsky, direktur di Institute of Arctic and Alpine Research menjelaskan "kita berada pada titik di mana semua orang di planet ini sekarang telah merasakan dampak perubahan iklim itu sendiri."

Namun perempuan adalah kelompok gender yang paling rentan. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau lebih dikenal dengan IUCN menjelaskan bahwa peristiwa cuaca ekstrim dari krisis iklim seperti kekeringan dan banjir memiliki dampak yang lebih besar pada orang miskin dan paling rentan dan 70 persen dari orang miskin di dunia adalah perempuan.

Oleh sebab itu, kebijakan pengurangan emisi karbon dan kesepakatan aturan untuk mengatasi krisis iklim harus mempertimbangkan gender.

Carlsson Kanyama memberikan penjelasan “jenis kelamin adalah salah satu dari banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika berbicara tentang bagaimana kita dapat mengurangi emisi. Menurunkan penggunaan mobil, misalnya. Pria lebih sering menggunakan mobil daripada wanita, jadi mungkin kebijakan harus menargetkan pria.”

Baca Juga: PBB: Dunia Sudah Kehabisan Waktu untuk Mengatasi Krisis Iklim

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya