Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengunjuk rasa memakai masker membawa payung saat reli anti-pemerintahan di pusat Hong Kong, pada 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Hong Kong, IDN Times - Ribuan warga Hong Kong yang bekerja di sektor kuliner kehilangan mata pencaharian mereka. Ini akibat demonstrasi menentang RUU Ekstradisi yang kemudian meluas menjadi tuntutan pro-demokrasi selama empat bulan memaksa ratusan restoran tutup.

Dilansir South China Morning Post, Wakil Ketua Institution of Dining Art Henry Ma mengklaim hal tersebut pada Rabu (9/10). Institusinya dan Hong Kong Retail Management Association (HKRMA) pun mendorong pemerintah agar memberikan bantuan kepada pelaku bisnis.

1. Karyawan terpaksa diliburkan tanpa gaji

Pengunjuk rasa memakai masker membawa payung saat reli anti-pemerintahan di pusat Hong Kong, pada 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Menurut pengakuan Ma, anggota-anggota dari institusinya juga mengatakan tak lagi mempekerjakan karyawan lepas. Sedangkan, beberapa pekerja penuh waktu juga terpaksa diliburkan tanpa gaji, karena pemilik restoran kesulitan mengoperasikan bisnis mereka secara normal.

Di masa lalu, jika ada bisnis yang gagal, Ma menyebut, selalu ada yang siap mengambil alih. Tapi kini situasinya sudah berbeda. "Sekarang, sejauh ini tak ada yang mau mengambil alih [tempat-tempat kosong itu] berdasarkan suasana dan situasi ekonomi saat ini," kata dia.

2. Krisis saat ini dianggap tak separah sebelumnya

Editorial Team

Tonton lebih seru di