Rusia Klaim Ada 10 WNI Ikut Perang di Ukraina, 4 Tewas

15 Mar 2024, 12:59 WIB

ilustrasi perang Rusia-Ukraina (commons.wikimedia.org/Ministry of Defense of Ukraine)

Jakarta, IDN Times - Rusia mengeklaim ada 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi tentara bayaran di Ukraina untuk melawan Rusia. Dari jumlah itu, empat WNI dinyatakan tewas akibat perang.

“Kementerian Pertahanan Rusia terus mencatat dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran,” sebut pernyataan dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

“Sejak 24 Februari 2022, tercatat sekitar 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina. Sementara itu, telah dikonfirmasi bahwa sekitar 5.962 tentara bayaran asing dihancurkan,” lanjut pernyataan itu.

1. Terdata ada 10 WNI

Daftar tentara bayaran Ukraina yang dirilis Kemenhan Rusia. (dok. Kedubes Rusia Jakarta)

Dalam data yang dibagikan Kemenhan Rusia tersebut, terlihat ada 10 WNI yang merupakan tentara bayaran ikut berperang.

Tabel tentara bayaran Ukraina tersebut menyediakan informasi terkait jumlah warga negara asing yang ikut berperang dan jumlah orang yang dinyatakan tewas. Namun belum ada pernyataan lanjutan dari Kedubes Rusia terkait tabel ini.

Sampai berita ini tayang, IDN Times juga masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Luar Negeri terkait isu ini.

2. Polandia penyumbang tentara bayaran terbesar

ilustrasi Polandia (Unsplash.com/davidveksler)

Sementara itu, Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran paling banyak, sekitar 2.960 orang memasuki Ukraina dan 1.497 orang tewas.

“Sekitar 1.042 tentara bayaran Georgia memasuki Ukraina dan sekitar 561 sudah tewas,” tulis pernyataan tersebut.

Dari Amerika Serikat (AS), ada 491 tentara bayaran yang tewas dalam pertempuran, dari sekitar 1.113 tentara yang datang ke Ukraina.

3. Prancis mengelak mengirim tentara bayaran

ilustrasi negara prancis (pexels.com/Pixabay)

Kemenhan Rusia mengatakan, meski menyangkal kehadiran tentara bayaran di Ukraina, Prancis telah kehilangan 147 orang dari 356 tentara bayaran yang dikirim.

“Sebanyak 40 persen tentara bayaran Kanada dihancurkan (422 dari 1.005 orang),” tutup laporan itu.