Rusia Peringatkan Barat Konsekuensi jika Ganggu Belarus

Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova mengatakan Rusia khawatir akan aktivitas provokativ yang di perbatasan Belarus. Ia mengklaim Barat dan Ukraina terus berusaha meningkatkan eskalasi di kawasan. 

"Kami memperhatikan informasi yang diterima mengenai intensifikasi aktivitas yang dilakukan oleh pasukan Ukraina di perbatasan Belarus. Kami melihat fakta ini dengan mata kami sendiri dan mengkhawatirkan adanya upaya Ukraina untuk menggunakan drone dan mengirimkan teroris ke Belarus," terangnya, dikutip Reuters.

Ia menambahkan, Rusia dan Belarus adalah bagian dari Union State yang akan menjaga perbatasan dan pertahanan bersama-sama. Ia juga memperingatkan bahwa Belarus sudah memiliki senajta nuklir taktis dari Rusia. 

"Secara praktikal, implementasi dari segala skenario agresif kepada Minsk adalah sebuah kesalahan besar yang dapat berujung pada konsekuensi besar tidak hanya untuk Ukraina, tapi juga seluruh pendukungnya," tambahnya. 

Pada hari yang sama, Presiden Belarus Alexander Lukashenko sudah mengadakan pertemuan dengan pemimpin Republik Rakyat Donetsk (RRD), Denis Pushilin di Minsk. Ia mengaku berniat meningkatkan hubungan dengan Donetsk dan Ukraina. 

"Kami sudah diperingatkan Barat jika Belarus bekerja sama dengan RRD, maka situasi dengan Ukraina akan memburuk. Namun, bukan ini maksudnya. Kami siap bekerja sama dengan Ukraina, seperti halnya bekerja sama dengan Republik Rakyat Donetsk," terangnya, dilansir Belta. 

"Kami sudah menampung anak-anak Ukraina dan mereka sangat bahagia. Namun, Kiev justru memperlakukan kami dengan buruk dan menuding kami menculik anak-anak Ukraina. Maka, saya mengatakan kepada Ukraina dan Amerika Serikat (AS): silakan datang dan temukan salah satu anak yang diculik. Ini berbanding terbalik dengan prinsip kami," sambungnya. 

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengajak rekan-rekan internasional untuk lebih aktif membantu Ukraina dalam melindungi langitnya dari serangan misil dan drone Rusia, seperti yang dilakukan di Timur Tengah. 

"Jika sekutu kami setuju menembak jatuh misil dan drone di atas Timur Tengah, kenapa mereka tidak melakukan hal yang sama di Ukraina dengan menambak jatuh misil dan drone Rusia? Ini bahkan tidak dilakukan meski misil dan drone itu sudah mengarah ke negara tetangga kami," tutur Zelenskyy, dikutip Ukrinform.

Ia mengungkapkan, sejauh ini hanya Belarus yang sudah menembak jatuh drone Shahed milik Rusia yang masuk di dalam teritorinya. 

"Kami akan terus bekerja untuk ini. Sekutu kami masih belum mau membicarakan masalah ini. Namun, inilah faktanya. Sejauh ini, hanya Belarus yang sudah menembak jatuh drone Shahed milik Rusia. Saya pikir ini adalah hal memalukan di dunia demokratik," tambahnya.