Terobosan Singapura: Ciptakan Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19

Dengan aplikasi ini, tes COVID-19 bisa lebih tepat sasaran

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Singapura selalu satu langkah di depan dalam menghadapi wabah virus corona. Di saat jumlah pasien COVID-19 di negaranya semakin bertambah, Negeri Singa menciptakan sebuah aplikasi untuk memudahkan melakukan pelacakan dengan siapa saja pasien COVID-19 melakukan kontak langsung. Aplikasi itu diberi nama Trace Together dan diluncurkan secara resmi pada (20/3) lalu. Badan Teknologi dan Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan aplikasi itu dapat membantu pemerintah melacak siapa saja yang melakukan kontak dekat dengan jarak dua meter selama 30 menit. 

"Aplikasi ini sangat bermanfaat dalam kasus orang-orang yang terinfeksi tidak tahu siapa saja yang kontak langsung atau berada dalam jarak dekat dengan mereka selama durasi tertentu," ungkap developer aplikasi itu seperti dikutip dari harian The Straits Times pada (20/3) lalu. 

Aplikasi itu sudah tersedia untuk diunduh di Singapura baik untuk jenis ponsel berbasis Android atau IOS. Dengan menemukan orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien, maka dapat membantu proses tes COVID-19 menjadi lebih tepat sasaran. Pemerintah Singapura memang belum mewajibkan warganya mengunduh aplikasi tersebut. 

Tetapi, menurut data dari developer pada Senin (23/3), aplikasi itu sudah diunduh 620 ribu kali. Lalu, bagaimana kerja dari aplikasi tersebut? Bisa kah aplikasi itu turut digunakan oleh Pemerintah Indonesia?

1. Aplikasi Trace Together bisa bekerja optimal dengan bantuan bluetooth

Terobosan Singapura: Ciptakan Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19technobezz.com

Yang perlu dilakukan oleh warga Singapura untuk membantu pemerintah mereka yaitu usai mengunduh dan install aplikasi Trace Together, mereka juga harus menyalakan tool bluetooth di ponselnya. Namun, menurut Badan Digital Government Office dan Smart Nation (SNDGO), agar proses pelacakan bisa dilakukan, maka para penggunanya harus memberikan persetujuan mereka secara eksplisit, bahwa data berupa nomor telepon dan data di aplikasi itu akan digunakan untuk melakukan penelusuran. 

"Ketika diminta oleh Kementerian Kesehatan (MOH) maka para penggunanya dapat mengirimkan data aplikasi Trace Together untuk proses pelacakan. Hanya sampai di titik itu. Data-data lainnya tidak akan dilacak oleh pemerintah," ungkap SNDGO. 

Agar bisa menyerahkan data riwayat aplikasi, maka masing-masing penggunanya akan diberi kode khusus oleh petugas. Kode ini nantinya akan dicocokan dengan kode verifikasi di aplikasinya. 

Ketika data itu berhasil diverifikasi, maka pengguna akan diberikan nomor PIN sehingga petugas bisa mengambil data dengan siapa saja mereka melakukan kontak langsung. Tetapi, proses pelacakan ini baru bisa dilakukan bila orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien turut mengunduh aplikasi Trace Together. 

Baca Juga: WNI Terpapar COVID-19 di Luar RI Jadi 65 Orang, Terbanyak di Singapura

2. Aplikasi Trace Together menyimpan data dengan siapa saja pasien terakhir kali melakukan kontak

Terobosan Singapura: Ciptakan Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan video demo yang ditunjukkan oleh Badan Teknologi Singapura, ketika aplikasi Trace Together diaktifkan dengan bluetooth, maka ke mana pun orang itu menenteng ponselnya ketika bertemu dengan individu lain, secara otomatis datanya akan tersimpan. Namun, dengan catatan, aplikasi itu bisa menyimpan data dari ponsel yang sudah mengunduh aplikasi serupa.

Bila individu lainnya tak mengunduh aplikasi serupa, maka proses pelacakan sulit dilakukan. Itu sebabnya, Pemerintah Singapura mendorong warganya agar mengunduh aplikasi Trace Together. 

Hal lainnya yang perlu diketahui oleh warga Singapura yakni ketika mereka dinyatakan terpapar COVID-19 lalu menolak untuk menyerahkan data tersebut, maka pemerintah bisa memperkarakannya secara hukum. Sikap itu, kata Pemerintah Negeri Singa bertentangan dengan UU Penyakit Menular. 

3. Pemerintah Singapura membebaskan aplikasi Trace Togehter untuk dikembangkan oleh developer lain dari seluruh dunia

Terobosan Singapura: Ciptakan Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19Jewel Singapore (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Namun, Pemerintah Singapura membuat terobosan lainnya. Aplikasi yang mereka ciptakan disediakan secara gratis untuk dikembangkan oleh developer lain dari seluruh dunia. 

Menteri Luar Negeri Singapura yang juga bertanggung jawab terhadap SNDGO, Vivian Balakrishnan, membuat aplikasi menjadi open source. Artinya, kode dari aplikasi itu diberikan secara gratis, dapat didistribusikan kembali dan aplikasi tersebut bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan. 

"Kami yakin dengan memberikan kode ini ke dunia, maka bisa meningkatkan rasa percaya dan kolaborasi dalam menghadapi ancaman global yang tidak melihat batasan, sistem politik atau ekonomi," ungkap Vivian melalui akun media sosialnya pada (23/3) kemarin. 

Artinya, aplikasi itu juga bisa dikembangkan oleh developer Indonesia dan diterapkan di Tanah Air. Pertanyaannya, apakah pemerintah kita akan menerapkan kebijakan serupa?

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Singapura Larang Masuk Semua Pendatang Asing

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya