Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekjen PBB, Antonio Guterres (Twitter.com/COP29 Azerbaijan)

Intinya sih...

  • Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta semua pihak di Suriah menghentikan serangan demi kewajiban hukum internasional.
  • Guterres menyerukan kembali ke proses politik sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 untuk menuju perdamaian.

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta agar semua pihak yang bertikai di Suriah segera menghentikan serangan demi serangan mereka.

“Sekjen PBB memang khawatir dengan meningkatnya kekerasan baru-baru ini di Suriah. Ia menghentikan permusuhan segera, mengingatkan semua pihak tentang kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional,” kata Juru Bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, dikutip dari Anadolu, Selasa (3/12/2024).

“Guterres juga menyerukan agar segera kembali ke proses politik sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 yang menguraikan peta menuju perdamaian,” lanjut dia.

1. Warga Suriah bisa menanggung dampaknya

sudut kota Aleppo, Suriah. (unsplash.com/Aladdin Hammami)

Selain itu, disinggung juga serangan yang dilakukan kelompok pemberontak Hay’et Tahrir al-Sham (HTS) dan sejumlah kelompok lainnya yang menyebabkan perubahan batas wilayah. Padahal sebelumnya batas wilayah tesebut stabil sejak 2020.

“Warga Suriah sudah menanggung konflik selama 14 tahun. Mereka berhak mendapatkan hidup yang tenang dan masa depan yang damai, bukan pertumpahan darah lagi,” kata dia.

2. Konflik Suriah membara lagi

kota di Suriah (unsplash.com/Mahmoud Sulaiman)

Konflik Suriah kembali membara. Dalam sepekan terakhir, kelompok oposisi merangsek masuk Suriah dan berhasil merebut separuh dari Kota Aleppo. Serangan ini pun termasuk yang pertama kali terjadi lagi sejak 2016.

Suriah telah terlibat perang saudara sejak 2011 dan juga melibatkan sejumlah pihak asing. Adapun kelompok pemberontak yang terlibat adalah Tentara Pembebasan Suriah (FSA), YPG yang terafiliasi dengan PKK Turki serta Islamic State atau ISIS.

Awalnya perang pecah pada awal 2011 di mana para pemberontak melakukan protes terhadap pemerintahan Presiedn Bashar al-Assad dan terus berkembang menjadi perang besar.

3. Separuh Aleppo dikuasai

potret Kastel Aleppo (wmf.org)

Pada 28 November 2024, kelompok pemberontak berhasil menduduki 32 desa di barat Aleppo, Suriah utara. Wilayah yang diduduki kelompok ini termasuk pangkalan militer rezim Suriah atau Pangkalan 46.

Kelompok bersenjata Hay’et Tahrir al-Sham dan para pasukannya mengklaim telah menyita peralatan militer berat dan kendaraan dari pasukan rezim serta menangkap tentaranya.

Dalam 3 hari terakhir, pasukan pemberontak ini langsung menuju pusat Kota Aleppo dan menerobos garis pertahanan Hamdaniyah, New Aleppo serta Zahraa.

Total saat ini mereka sudah menduduki 108 lokasi termasuk 86 pedesaan di Aleppo dan 22 pedesaan di Idlib.

Editorial Team