Cerita WNI di Swiss Diminta untuk Hemat Listrik 

Biaya listrik pun naik sekitar 40 persen

Jakarta, IDN Times - Krisis energi yang kini melanda Eropa juga dirasakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Swiss. Meski tak separah di negara-negara Eropa lainnya, namun pemerintah Swiss mengimbau agar masyarakat menghemat listrik.

Dinda Kusumawardhani, seorang WNI yang tinggal di Jenewa, Swiss, menceritakan bahwa pemerintah setempat telah mengingatkan agar warga sebisa mungkin berhemat terkait pemakaian listrik.

Baca Juga: Swiss Catat Pencairan Gletser Terburuk dalam 100 Tahun, Ini Dampaknya!

1. Biaya listrik naik sekitar 30 hingga 40 listrik

Cerita WNI di Swiss Diminta untuk Hemat Listrik Ilustrasi harga listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepada IDN Times, Senin (17/10/2022), Dinda berujar bahwa pemanas di apartemennya sudah tak begitu hangat dibanding waktu-waktu sebelumnya.

“Memang sudah ada pemberitahuan kalau pemanas (heater) di setiap apartemen itu cuma nyala maksimal 20 derajat Celcius. Cukup dingin sih apalagi nanti kalau musim dingin,” kata Dinda.

Di sejumlah sekolah di Jenewa, bahkan diberitahukan bahwa pemanas baru akan dinyalakan pada akhir Oktober. Padahal, saat ini Eropa memasuki musim gugur di mana suhu mulai turun meski tak sedingin musim dingin.

Selain itu, biaya listrik juga diakui Dinda naik cukup besar, sekitar 30 hingga 40 persen.

Baca Juga: Swiss Ingin Bangun Penampungan Limbah Nuklir Dekat Perbatasan Jerman

2. Harga bahan pokok dan BBM juga naik

Cerita WNI di Swiss Diminta untuk Hemat Listrik Danau Jenewa di malam hari ( instagram.com/ig_geneva)

Sementara itu, Dinda mengaku juga bahwa harga bahan-bahan pokok juga naik, pun BBM. Namun, antrean BBM disebut tak separah kondisi yang terjadi di beberapa negara Eropa lainnya, misalnya Prancis.

Di Inggris, saat ini harga makanan dan minuman juga dilaporkan sudah naik sekitar 12 persen.

Baca Juga: Krisis Energi, Listrik di Afrika Selatan Akan Padam 6 Jam per Hari

3. Warga diminta untuk tak berlama-lama mandi dengan air hangat

Cerita WNI di Swiss Diminta untuk Hemat Listrik Potret musim panas di Jenewa, Swiss. (IDN Times/Sonya Michaella

Hal yang sama diutarakan oleh Lydia Widiaty. Lydia yang juga tinggal di Jenewa, Swiss, mengungkapkan ia mendapatkan imbauan dari pemerintah agar tak berlama-lama mandi dengan air hangat yang berasal dari pemanas apartemen.

“Ada imbauan juga harus hemat energi terutama selama musim dingin besok ini,” ujar Lydia.

Selain itu, lanjut Lydia, sekolah-sekolah di Jenewa juga meminta agar para orang tua menyesuaikan pakaian anak-anaknya yang bersekolah karena pemanas hanya akan dinyalakan kisaran 17 hingga 20 derajat Celcius.

Umumnya, pemerintah mengimbau agar seluruh masyarakat yang tinggal di kota Jenewa harus berhemat dan mengurangi pemakaian listrik jika memang tidak diperlukan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya