Fakta-Fakta Kebakaran Hawaii: Korban Tewas Jadi 99 Orang 

2.200 bangunan juga hangus terbakar

Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat kebakaran di Maui, Hawaii, Amerika Serikat (AS) bertambah menjadi 99 orang. Gubernur Hawaii, Josh Green meyakini korban tewas diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan.

Dilansir dari BBC, Selasa (15/8/2023), setidaknya 2.200 bangunan juga hancur. Namun, kebakaran saat ini dilaporkan sudah berhasil dikendalikan dan pencarian orang hilang tetap dilakukan.

Kebakaran di kota resor Lahaina ini merupakan yang paling fatal yang pernah terjadi di Hawaii.

Berikut fakta-fakta terkait insiden tersebut:

Baca Juga: Korban Tewas Kebakaran Hawaii Jadi 88 Orang, Terparah dalam Sejarah

1. Ada wilayah yang masih dilalap si jago merah

Kebakaran di kota resor Lahaina dilaporkan sudah dapat dikendalikan. Meski demikian, Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Maui, Bradford Ventura, memperingatkan masih ada wilayah lain yang membutuhkan penanganan.

“Kami masih melakukan penyisiran untuk mencari wilayah mana yang masih terdapat api dan perlu ditangani lebih lanjut. Sementara di Kula, api masih terrus berkobar karena masih banyak titik panas,” kata Ventura.

Menurut dia, api dalam kebakaran kali ini memiliki perimeter yang cukup panjang dan berada di banyak daerah yang sulit dijangkau.

Baca Juga: Joe Biden Kerahkan Bantuan untuk Kebakaran di Hawaii

2. Penjarahan terjadi usai kebakaran

Proses pemadaman api belum rampung, kawasan Maui pun dilanda penjarahan oleh warga yang kekurangan kebutuhan sehari-hari.

Dilaporkan pula bantuan dari tim penyelamat dan pemerintah tidak merata pembagiannya, sedangkan ada beberapa wilayah diisolasi karena proses pemadaman api masih dilakukan.

Beberapa pihak menyebutkan bahwa Hawaii mulai kewalahan menangani kebakaran hutan yang menghanguskan Pulau Maui tersebut.

Baca Juga: Kebakaran di Pulau Maui Hawaii Telah Menewaskan Setidaknya 6 Orang

3. Api sulit dikendalikan

Direktur Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), Jeremy Greenberg, mengatakan, kebakaran baru-baru ini merupakan jenis yang sangat sulit untuk dikendalikan.

"Kita berbicara tentang jenis api yang bergerak secepat lapangan sepak bola dalam 20 detik atau kurang," katanya.

Greenberg mengatakan, FEMA dan badan lainnya telah mengirimkan semua bantuan yang diperlukan oleh korban bencana, termasuk pasokan air untuk daerah-daerah di mana sumber airnya telah terkontaminasi.

Dia mengatakan, FEMA yang memiliki pusat distribusi permanen di Hawaii juga mengirimkan lebih dari 150 karyawan ke daerah yang terdampak bencana.

4. Warga mengaku tidak ada peringatan dari otoritas

Sementara itu, banyak warga yang mengaku tidak mendengar sirene atau menerima peringatan apapun yang mengimbau mereka untuk bersiap-siap.

“Tidak ada peringatan. Sama sekali tidak ada. Tidak ada yang datang. Kami tidak melihat truk pemadam kebakaran atau siapa pun,” kata seorang warga bernama Lynn Robinson.

Hal senada juga diungkapkan oleh warga lain bernama Vilma Reed. Ia mengaku tidak ada yang memberitahunya bahwa gunung di belakang rumahnya terbakar.

Reed mengatakan, dia dan keluarganya kini hanya dapat mengandalkan bantuan dari orang asing setelah rumah mereka hancur dilalap api.

Menurut catatan manajemen darurat Hawaii, tidak ada indikasi bahwa sirene peringatan berbunyi. Sebaliknya, para pejabat mengaku telah mengirim peringatan melalui ponsel, televisi, dan stasiun radio. Namun pemadaman listrik dan seluler yang meluas kemungkinan membuat jangkauannya terbatas.

Baca Juga: Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Kebakaran Hawaii

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya