Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Militer Sudan di kota Khartoum untuk berjaga-jaga terhadap gelombang aksi protes terhadap kudeta yang dilakukan pihak militer. (twitter.com/AJ+)

Jakarta, IDN Times - Tembakan, ledakan, dan suara jet tempur dilaporkan masih terdengar di ibu kota Khartoum, Sudan. Pertempuran antara militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) masih membara dan memasuki hari keempat.

Dilansir CNN, Rabu (19/4/2023), sedikitnya 270 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 2.600 orang terluka dalam bentrokan tersebut.

Orang-orang bersenjata bahkan dikabarkan menyerbu rumah karyawan PBB yang sedang ditugaskan di Sudan, khususnya di Darfur. Tiga karyawan World Food Programme (WFP) dikonfirmasi tewas pada Senin (17/4/2023) kemarin.

1. Gencatan senjata gagal

Upaya gencatan senjata pun gagal dilaksanakan kemarin. Pasalnya, bentrokan kembali pecah di antara militer dan paramiliter di Khartoum, hanya beberapa jam setelah mereka menyepakati gencatan senjata.

“Di Khartoum, para orang-orang bersenjata anggota RSF memasuki rumah ekspatriat, menyerang mereka. Ada pula satu insiden pemerkosaan,” demikian bunyi laporan yang diterima PBB.

Namun, RSF membantah laporan tersebut. Mereka mengatakan tidak akan pernah menyerang staf atau karyatan PBB mana pun dan mereka sangat menghormati hukum internasional.

2. Bantuan kemanusiaan tersendat

Editorial Team

Tonton lebih seru di