Bentrok Migran dengan Aparat Terjadi di Perbatasan Polandia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Bentrokan meletus antara pengungsi yang terdampar dengan aparat penjaga perbatasan Polandia. Bentrokan terjadi di perbatasan Polandia-Belarusia pada Selasa (16/11/2021).
Pengungsi di perbatasan Kuznica yang mencoba menyeberangi Polandia dilaporkan melemparkan batu ke pasukan pejaga. Lemparan itu pun direspons dengan tembakan meriam air dan gas air mata.
“Para migran menyerang tentara dan penjaga kami dengan batu, dan mencoba memaksa pagar untuk sampai ke wilayah Polandia. Pasukan kami menggunakan gas air mata untuk menggagalkan agresi,” demikian keterangan Kementerian Pertahanan Nasional Polandia (MOD), dikutip dari Al Jazeera.
1. Pasukan Polandia dituduh melanggar hukum
Marta Szymanderska, dari koalisi masyarakat sipil Grupa Granica, mengatakan penggunaan kekuatan oleh pasukan Polandia sama sekali tidak dapat dibenarkan.
“Ada prosedur hukum yang harus dipatuhi sejak awal. Tindakan pasukan Polandia tidak hanya ilegal, tetapi juga tidak manusiawi,” ujar Szymanderska.
Belum jelas apakah ada korban luka di antara para pengungsi. Sementara, satu polisi diketahui terluka.
Otoritas Polandia menjelaskan para migran ilegal telah berkumpul di penyeberangan perbatasan di Kuznica, Belarusia. Mereka bahkan menuduh upaya pelintasan secara paksa diawasi langsung oleh pasukan Belarusia.
Baca Juga: Pengungsi Suriah di Belarusia: Berikan Bantuan atau Saya Segera Mati
2. Polandia legalkan regulasi yang melarang pengungsi masuk
Editor’s picks
Pemerintah Polandia telah menambah pasukan untuk menjaga perbatasan, demi mencegah para migran memasuki wilayah Uni Eropa. Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang di dekat perbatasan melarikan diri setelah disemprot dengan meriam air. Situasi tampak lebih tenang pada sore hari.
Ribuan pengungsi dan migran terjebak di tanah tak bertuan antara perbatasan Polandia dan Belarusia. Kondisi tersebut akibat dari krisis geopolitik Timur-Barat yang melibatkan Warsawa dan sekutunya, serta Minsk dan Moskow.
Menurut hukum internasional, orang yang mencari suaka memiliki hak untuk melintasi perbatasan secara resmi. Namun, penjaga perbatasan Polandia menyangkal hak itu bagi banyak pencari suaka yang berusaha menyeberangi perbatasan.
Polandia mengesahkan undang-undang yang secara efektif melegalkan penolakan, meski praktiknya tetap meragukan menurut hukum internasional.
3. Belarusia dianggap bertanggung jawab atas krisis migran di UE
Wilayah perbatasan telah ditandai sebagai keadaan darurat, yang berarti tidak dapat diakses oleh media dan lembaga hak asasi manusia, yang tidak dapat mengumpulkan informasi atau memberikan bantuan kemanusiaan kepada para migran.
Komunitas internasional menganggap Belarusia bertanggung jawab atas krisis tersebut.
Awal tahun ini, Minsk menghapus visa bagi warga negara dari sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika. Mereka kemudian membuka banyak agen wisata yang menawarkan cara mudah dan murah untuk pergi ke Eropa.
Atas dasar itu, Uni Eropa menjatuhkan paket sanksi kelima kepada maskapai yang terlibat dalam pengiriman pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika ke perbatasan blok tersebut.
Baca Juga: Krisis Migran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Kelima untuk Belarusia