Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (x.com/WHO)
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (x.com/WHO)

Intinya sih...

  • Direktur Jenderal WHO menyatakan kekurangan bahan bakar memperburuk layanan kesehatan di Gaza.
  • Pasokan bahan bakar terbatas dialihkan ke rumah sakit utama dan ambulans untuk menjaga layanan tetap berjalan.
  • Israel dikecam internasional atas serangan brutal yang telah menewaskan ribuan orang di Gaza sejak Oktober 2023.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kekurangan bahan bakar yang parah telah memperburuk situasi layanan kesehatan di Gaza dan menyerukan segera dibukanya kembali penyeberangan Rafah.

“Hanya 90 ribu L (liter) bahan bakar yang masuk ke Gaza kemarin. Sektor kesehatan saja membutuhkan 80 ribu liter setiap hari, sehingga memaksa PBB, termasuk WHO dan mitranya untuk membuat pilihan yang mustahil,” kata Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, dikutip dari ANTARA, Sabtu (6/7/2024).

Ghebreyesus menuturkan para mitra mengarahkan pasokan bahan bakar yang terbatas ke rumah sakit-rumah sakit utama seperti Nasser Medical Complex, Rumah Sakit Al-Amal, dan Rumah Sakit Lapangan Kuwait serta 21 ambulans untuk menjaga layanan tetap berjalan.

1. Berhentinya layanan RS bakal jadi bencana

Dia juga memperingatkan bahwa kehilangan lebih banyak rumah sakit akan menjadi bencana besar.

“Kami sekali lagi mengeluarkan seruan mendesak agar penyeberangan Rafah dibuka kembali dan aliran bahan bakar, makanan, air, dan pasokan medis yang berkelanjutan diizinkan masuk dan melintasi Gaza,” ucapnya.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

2. Jumlah korban tewas mencapai hampir 38 ribu orang

Kerusakan besar terlihat di distrik populer Al-Rimal di Gaza. (972mag.com)

Korban tewas di Jalur Gaza terus bertambah. Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza per Selasa 2 Juli 2024 kemarin, jumlah korban tewas mencapai 38.100 orang akibat serangan dari Israel setiap hari.

Selain itu, 87.445 orang juga dilaporkan terluka sejak 7 Oktober 2023 lalu.

“Serangan terbaru dari Israel menewaskan 58 orang dan melukai 179 orang dalam 24 jam terakhir,” sebut Kemenkes Gaza.

3. Perang Israel dan Hamas hampir 9 bulan berjalan

ilustrasi warga Gaza mengungsi (Twitter.com/UNRWA)

Hampir sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

Editorial Team